Hindari 7 Kesalahan Migrasi Hosting Ini!

4 min read

Sahabat Qwords, apakah kamu sedang mempertimbangkan migrasi hosting untuk website-mu saat ini?

Nah, ada baiknya kamu tahu dulu bahwa migrasi hosting itu cukup mudah, tapi juga perlu kehati-hatian. 

Banyak yang gagal karena kesalahan migrasi hosting yang sepele, tapi fatal dan berujung pada traffic website berkurang, kerugian SEO, atau lebih parah malah akan kehilangan data. 

Yuk, kita ulas 7 kesalahan migrasi hosting yang harus kamu hindari supaya migrasimu tetap mulus, aman, dan efektif untuk situsmu!

Kenapa Migrasi Hosting Bisa Berisiko?

Migrasi hosting memang bukan sekadar pindah server saja.

Proses ini melibatkan konfigurasi teknis, mulai dari server, DNS, versi PHP, database, SSL, redirection, dsb. struktur URL dan SEO, backup dan recovery planning, serta uji situs dan monitoring pasca migrasi. 

Kalau salah satu aspek saja terlewat, risikonya bisa sangat besar bagi situsmu, mulai dari downtime, broken link, sampai penurunan traffic yang signifikan pun bisa terjadi.

Tak jarang, pemilik website baru sadar ketika traffic website berkurang setelah migrasi hosting.

Dan saat itu terjadi, penanganannya bisa lebih rumit karena terlambat memperbaiki dampak negatifnya.

7 Kesalahan Fatal Migrasi Hosting yang Sering Terjadi

Kamu bisa menanggulangi kesalahan fatal migrasi hosting sebelum terjadi dampak buruk seperti berikut ini!

1. Tidak ada perencanaan dan disaster planning

Banyak pemilik website yang memulai migrasi tanpa perencanaan yang matang kapan migrasi, siapa yang meng-handle, mencatat daftar URL, melakukan backup, rollback plan bila gagal, dan sebagainya. 

Tanpa recovery and disaster planning, terjadinya error atau data rusak di kemudian hari bisa membuatmu repot dan kesulitan sendiri.

Misalnya saja kamu lupa untuk melakukan back up database, hal itu akan berdampak pada hilangnya data secara permanen kalau migrasi yang kamu lakukan gagal. 

Jadi, penting untuk melakukan perencaan dan penanggulangan dampak buruk sebelum melakukan migrasi hosting.

2. Salah konfigurasi DNS / TTL / Propagasi

Kondisi DNS juga sering dianggap sepele, padahal keberadaannya sangat krusial. 

Banyak migrasi gagal karena DNS diubah sembarangan, misalnya mengganti nameserver secara luas, atau tidak mengurangi TTL sebelumnya, sehingga propagation menjadi kacau.

Hasilnya, downtime meningkat, pengunjung gagal mengakses, atau sebagian pengguna melihat hosting lama sedangkan sebagian lainnya melihat versi yang baru.

Kalau DNS tidak dicek secara berkala dan saksama, termasuk A-record, MX record (kalau ada email), dan CNAME bisa jadi akses ke situs maupun email akan terganggu. 

3. Tidak melakukan uji situs atau testing sebelum “go live”

Meluncurkan situs secara langsung di server baru tanpa mengujinya terlebih dahulu adalah kesalahan besar. 

Banyak bug, broken link, plugin atau theme incompatible, atau error PHP akan terjadi karena versi server atau stack yang berbeda.

Idealnya, migrasi dilakukan di staging environment dulu. Semua fitur seperti form, login, checkout, konten, gambar, plugin, SSL diuji, sebelum DNS diarahkan ke hosting baru.

4. Lupa mengatur redirect atau struktur URL dan SEO audit

Kalau kamu mengubah struktur URL tanpa 301 redirects yang tepat, maka mesin pencari dan pengunjung akan menemui banyak “404 Not Found” yang bisa berdampak pada peringkat SEO, ranking, pendapatan, dan tentu saja traffic yang terancam turun.

Bahkan internal link, media atau image path, dan file permissions pun bisa rusak bila tidak disesuaikan. Dampak lainnya adalah kemungkinan terjadinya broken links, kesalahan tampilan, hingga kesalahan fungsi website.

5. Mengabaikan kompatibilitas teknis dan konfigurasi server

Hosting baru tentu belum punya stack (PHP version, database, modul, ekstensi, SSL, caching, konfigurasi server) yang sama persis seperti hosting lama. 

Jadi, kalau kamu asal melakukan migrasi tanpa mengecek kompatibilitasnya, maka kemungkinan akan muncul error 500, fungsi plugin atau theme gagal, hingga performa yang melambat.

Terlebih kalau kamu menggunakan CMS seperti WordPress, akan ada banyak plugin, konfigurasi custom, paths, dan serialized data yang jika tidak ditransfer dengan benar, bisa terjadi corrupt, hilang, atau rusak.

Promo

6. Lupa backup dan plan rollback/backup yang tidak diuji

Backup itu wajib. Tapi lebih penting lagi pastikan bahwa hasil backup-annya bisa direstore. 

Banyak orang melakukan backup file hingga database, tetapi ketika dibutuhkan ternyata filenya rusak, korup, atau tidak lengkap. 

Tanpa backup dan rollback plan, migrasi bisa gagal, kamu kemungkinan kehilangan konten, data pengguna, histori transaksi, atau aset penting dari website-mu.

Jadi, pastikan sebelum melakukan migrasi, kamu sudah melakukan backup data penting dari situsmu.

7. Tidak memonitor dan optimasi pasca migrasi 

Migrasi tidak langsung selesai ketika situsmu sudah berjalan dengan optimal di hosting baru. 

Banyak masalah muncul setelah beberapa hari akibat migrasi, mulai dari broken link, missing gambar, link internal yang rusak, performa lambat, SEO turun, atau analytics tidak terpasang ulang.

Kalau kamu mengabaikan tahap audit teknis, pengecekan indexing atau crawl, redirect, sitemap, metadata, dan monitoring traffic. Bisa saja penurunan traffic yang kamu lihat atau alami akan jadi dampak jangka panjang.

Lalu, Bagaimana Seharusnya Migrasi Hosting yang Benar?

Migrasi hosting bisa menjadi proses yang mudah dan efisien, asalkan dilakukan dengan tujuan layaknya mengerjakan proyek penting.

Nah, berikut ini ada sejumlah hal yang bisa langsung kamu terapkan saat melakukan migrasi hosting!

  • Rencanakan dengan matang

Definisikan tujuan migrasi, lakukan pendataan URL, konten, aset, plugin, database, dan siapkan backup serta rollback plan, alias disaster planning.

  • Set up staging environment dulu

Sebelum melakukan migrasi, uji terlebih dahulu seluruh fungsi website, plugin, tema, form, database, SSL, dan performa, tanpa mengganggu versi web yang seang live.

  • Konfigurasi DNS dengan benar

Turunkan TTL sebelum migrasi, perbarui A record, MX, CNAME dengan cermat, dan tunggu propagasi sebelum menutup hosting lama dan memindahkannya ke hosting baru.

  • Buat 301 redirect dan audit SEO

Pastikan URL lama diarahkan ke URL baru, dengan metadata, sitemap, internal link, analytics, dan tracking yang tetap jalan.

  • Cek kompatibilitas server

Cek versi PHP, modul, database, dan konfigurasi. Pastikan sesuai agar plugin atau theme dan kustomisasinya tidak rusak.

  • Backup dan tes restore sebelumnya

Jangan cuma melakukan backup saja, tapi pastikan data bisa dikembalikan utuh bila terjadi kesalahan.

  • Lakukan monitoring dan optimasi pasca migrasi

Setelah migrasi, pantau traffic situs, adakah terjadi error, bagaimana performa situs, perbaiki broken link, optimasi kecepatan, dan pastikan indexing serta SEO aman.

Migrasi Hosting Bukan Sekedar “Klik dan Tunggu”, tapi Proyek dengan Banyak Aspek

Kalau kamu masih berpikir bahwa migrasi hosting itu berarti hanya memindahkan server, supaya website lebih cepat atau lebih murah, kamu telah salah menilainya. 

Tanpa perencanaan matang, konfigurasi yang benar, backup dan recovery plan, uji dan audit teknis, dan monitoring pasca migrasi. Migrasimu bisa menjadi sumber penurunan traffic, broken link, bahkan kehilangan data.

Sebaliknya, kalau kamu melakukannya dengan benar, migrasi bisa jadi transformasi yang meningkatkan peforma website-mu.

Dampaknya, performa situs bisa lebih stabil, SEO bisa naik, pengalaman pengguna pun makin meningkat.

Jadi, sebelum kamu klik “Start Migration”, pastikan checklist di atas sudah kamu lengkapi ya.

Atau, kalau kamu gamau ribet dan ingin mencari hosting yang aman dan terpercaya. Saatnya migrasi hosting ke Qwords aja!

Dengan melakukan migrasi hosting ke Qwords, website kamu tidak hanya akan mendapatkan kecepatan akses dan performa hosting yang maksimal, tapi juga jaminan uptime stabil, keamanan data berstandar internasional, fleksibilitas fitur untuk kebutuhan sekarang maupun masa depan, serta tim support siap sedia 24/7. 

Apalagi, jika trafik meningkat, kamu bisa dengan mudah melakukan upgrade tanpa harus repot migrasi ulang. 

Yuk, saatnya jadikan Qwords sebagai pondasi hosting yang andal bagi kesuksesan online situsmu sekarang!

Promo
Zulfa Naurah Nadzifah
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
Sahabat Qwords, apakah kamu sudah berhasil migrasi hosting? Kalo iya, selamat ya!  Tapi, tahukah kamu bahwa setelah migrasi berhasil, pekerjaan tidak langsung selesai begitu...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
3 min read
Sahabat Qwords pernahkah kamu mengalami website padat, karena traffic tinggi dan akhirnya berpengaruh pada pengalaman berselancarmu di sana? Nah, pengalaman itu ternyata ada istilahnya...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
5 min read
Kalau kamu seorang tech-savvy, kamu mungkin pernah mendengar mitos bahwa migrasi hosting meningkatkan traffic website. Singkat saja: ini adalah klaim yang sering menyesatkan, bahkan...
Qonita Qonita
2 min read
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

//