Saat ini metode konvensional sering kali dinilai gagal dalam memberi solusi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan manusia digital.
Kehadiran tahapan design thinking dengan kerangka berpikir yang human-centred, fleksibel, dan berulang (iteratif) pun dinilai lebih efektif untuk membantu banyak organisasi menghasilkan solusi.
Dengan mengikuti langkah design thinking, Sahabat Qwords bisa merancang solusi inovatif yang benar-benar menyelesaikan masalah pengguna atau calon penerima manfaat produk dan jasamu.
Nah, supaya makin paham dan tergambar bagaimana implementasi tahapan-tahapan design thinking tersebut.
Berikut uraian 5 tahapan design thinking dan tips agar tiap langkahnya bisa Sahabat Qwords jalankan secara lebih efektif untuk menghasilkan solusi yang aplikatif.
Yuk langsung kita bahas tahap demi tahapannya!
1. Empathize: Pahami Pengguna Secara Mendalam
Tahap pertama dari 5 tahap design thinking adalah Empathize.
Empathize adalah fondasi dari seluruh proses. Dalam langkah ini, Sahabat Qwords berusaha untuk memahami perspektif pengguna, mulai dari pengalaman, perasaan, kebutuhan, hambatan, dan motivasi mereka.
Cara praktis melakukannya, yaitu
- Wawancara pengguna langsung (close interview atau wawancara terbuka)
- Observasi perilaku pengguna di situasi nyata
- Membuat empathy map (apa yang pengguna katakan, pikirkan, rasakan, hingga lakukan)
- Menggunakan customer journey map untuk melihat titik sakit (pain points)
Pada akhir tahap ini, kamu akan mengumpulkan insight-insight nyata yang bisa menjadi bahan dasar untuk merumuskan masalah.
2. Define: Susun Pernyataan Masalah (Problem Statement)
Dari insight yang diperoleh, tahap Define (menetapkan atau mendefinisikan masalah) menjadi salah satu tahap penting agar solusi yang dihasilkan terarah.
Di sini kamu akan merumuskan kembali tantangan menjadi pernyataan masalah yang jelas, berbasis kebutuhan pengguna, bukan berdasarkan asumsi tim, bahkan dirimu sendiri.
Tips merumuskan problem statement, yaitu
- Fokus pada pengguna, misalnya ajukan pernyataan pemantik “Pengguna membutuhkan … karena …”
- Gunakan teknik seperti 5 Whys untuk menggali akar masalah
- Pisahkan fakta (apa yang kamu amati) dengan asumsi
- Gunakan persona atau karakter pengguna agar solusi menjadi lebih tertarget
Pada titik ini, kamu telah memiliki kompas atau panduan arah agar ide-ide ke depan tidak “melenceng” dari kebutuhan nyata.
3. Ideate: Hasilkan Banyak Ide Kreatif
Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya adalah Ideate atau menghasilkan gagasan sebanyak mungkin (divergent thinking) sebelum disaring (convergent thinking).
Tips agar sesi ideasi berjalan efektif dan lancar, yaitu
- Atur sesi brainstorming terbuka tanpa kritik
- Libatkan orang dari berbagai latar belakang (multi disiplin)
- Gunakan teknik kreatif seperti mind mapping, SCAMPER, crazy 8s, dan lainnya
- Dorong “ide gila” sebagai pemantik ide baru
- Setelah brainstorming luas, seleksi ide paling menjanjikan untuk diuji lebih lanjut
Di tahap ini, kamu akan memperoleh berbagai alternatif solusi yang potensial.
4. Prototype: Buat Model Awal
Langkah keempat dari 5 tahapan design thinking adalah Prototype, yaitu merancang model sederhana (mockups, sketsa interaktif, model fisik minimal) dari solusi yang dipilih.
Tujuannya adalah untuk membuat versi nyata dari ide secara cepat dan murah agar bisa diuji dan tergambar bagaimana dampak paska diujikan.
Tips prototyping yang baik untuk menghasilkan model awal, yaitu
- Mulai dari versi kasar (low fidelity) seperti sketsa atau karton
- Jangan takut imperfeksi, fokuslah pada ide, bukan kesempurnaan
- Jika memungkinkan, buat beberapa varian untuk dibandingkan
- Siapkan alat dan bahan sederhana agar prototipe mudah berubah
Prototipe ini akan menjadi media komunikasi antara tim dan pengguna dalam tahap pengujian berikutnya.
5. Test: Uji Coba dan Iterasi
Tahap terakhir adalah Test atau mengujikan prototipe ke pengguna nyata, mengumpulkan feedback, dan memperbaiki solusi.
Tahap ini sangat penting agar solusi yang benar-benar efektif dapat dihasilkan.
Cara melakukan testing saat menerapkan tahap yang kelima ini, yaitu
- Biarkan pengguna mencoba prototipe tanpa arahan berlebihan
- Observasi dan catat kendala, kesulitan, hingga ekspresi
- Wawancarai pengguna setelah penggunaan, mulai dari apa yang disukai hingga tidak disukai
- Kategorikan temuan menjadi insight untuk iterasi
- Jika banyak revisi, kembali ke tahap Define atau Ideate agar solusi bisa diperbaiki
Proses ini bisa berulang (looping) hingga mencapai solusi yang memuaskan pengguna dan tentu saja menjawab keresahan mereka.
Tips Menjalankan 5 Tahapan Design Thinking untuk Sahabat Qwords
Dengan memahami 5 tahapan design thinking, mulai Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test.
Kamu bisa mendapatkan kerangka kerja untuk menciptakan solusi yang berakar pada kebutuhan nyata pengguna.
Beberapa tips berikut ini bisa juga kamu terapkan agar kamu lebih mudah dan efektif dalam menjalankan langkah-langkah design thinking.
- Jadikan proses ini fleksibel, artinya tidak selalu linear dan boleh kembali ke tahap sebelumnya
- Libatkan pemangku kepentingan (stakeholders) sejak awal agar solusi yang nantinya dihasilkan lebih realistis
- Dokumentasikan setiap insight dan keputusan agar alur berpikirnya jelas terekam
- Gunakan metode visual (sketsa, papan ide, storyboard) agar ide lebih komunikatif
- Jangan menunggu kesempurnaan, menghasilkan prototipe cepat jauh lebih berguna daripada menunggu ide sempurna yang pada akhirnya tidak pernah diuji
Gimana, makin paham penerapan design thinking setelah mencermati 5 tahapan design thinking di atas?
Coba tulis pandanganmu di kolom komentar yuk dan bagikan artikel ini untuk temanmu yang sedang menerapkan design thinking juga!