Data Flow Diagram atau DFD sebuah ilustrasi yang memberikan tampilan secara visual tentang aliran data dan informasi dari suatu sistem.
Visual dari DFD ini menggambarkan siapa saja yang terlibat pada sistem tersebut dari start sampai finish.
DFD sendiri sering kali dipakai untuk mengambarkan suatu sistem yang sudah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan.
Seperti Sahabat Qwords memiliki proyek untuk membuat sebuah sistem aplikasi dalam waktu satu bulan sehingga membutuhkan tim yang bisa membantu.
Maka sangat tepat jika kamu menggunakan DFD ini agar Sahabat Qwords bisa melihat siapa saja yang ikut ambil bagian dalam pengerjaan sistem aplikasi dan apa saja yang mereka kerjakan.
Untuk lebih lengkapnya bisa kamu simak artikel ini sampai habis.
Apa Itu DFD (Data Flow Diagram)?
DFD seperti yang sudah dijelaskan di atas adalah sebuah diagram visual yang menggambarkan proses alur informasi pada suatu sistem.
DFD sendiri pertama kali dipopulerkan oleh Larry Constantine dan Ed Yourdon dalam structured analysis and design technique.
Larry Constantine dan Ed Yourdon menciptakan DFD karena membutuhkan pendekatan analisis dan perancangan sistem informasi yang mudah difahami tanpa mendeskripsikannya dengan kata-kata.
Fungsi DFD
Fungsi DFD ternyata tidak hanya sebatas alat untuk mengilustrasikan informasi, tapi ada juga beberapa kegiatan yang biasanya melibatkan DFD, seperti:
1. Merancang Model Secara Sistematis
Pertama adalah sebagai alat bantu dalam merancang model kerja secara sistematis dan terstruktur.
Dengan menggunakan DFD, kamu bisa menentukan alur kerja mana yang ingin kamu soroti, misalnya alur yang memiliki prioritas tinggi atau proses yang bersifat kritikal dalam sistem.
Dengan begitu, kamu dapat memfokuskan perhatian pada bagian yang paling membutuhkan perhatian saat proses pengembangan berlangsung.
2. Menyampaikan Rancangan Sistem Secara Visual
Nah, kalau kamu sedang membuat sistem untuk klien atau pemangku kepentingan non-teknis, DFD bisa menjadi media komunikasi yang sangat efektif. Kenapa?
Karena rancangan sistem yang divisualisasikan lewat DFD jauh lebih mudah dipahami dibanding penjelasan teknis tertulis.
Bahkan untuk tim internal maupun pihak ketiga seperti klien bisa melihat rancangan alur kerja sistem tanpa harus memahami kode atau arsitektur teknis yang rumit.
Jadi, DFD bisa menjadi jembatan komunikasi antara tim teknis dan non-teknis.
3. Menggambarkan Suatu Sistem Secara Menyeluruh
Fungsi pertama dari DFD adalah sebagai alat bantu untuk menggambarkan sistem sebagai satu kesatuan yang saling terhubung.
Melalui DFD, kita bisa melihat bagaimana setiap proses, entitas eksternal, dan data saling berkaitan dalam sebuah alur kerja.
Dengan begitu, tim pengembang, analis sistem, maupun pihak manajemen bisa mendapatkan insight yang jelas mengenai bagaimana sistem bekerja, bagian mana yang paling aktif, dan bagaimana data berpindah dari satu proses ke proses lainnya.
Sebelu lanjut ke pembahasan lebih jauh, Sahabat Qwords juga perlu tahu bahwa banyak simbol yang mengambarkan DFD, satu dengan simbol lain memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.
Simbol DFD
Agar kamu tidak bingung dan tidak salah menggunakan simbol DFD, maka Sahabat Qwords perlu mengetahui beberapa simbol DFD berikut beserta dengan penjelasannya:
-
Entitas/Entity/Terminator

Entittas
Simbol yang memiliki fungsi sebagai orang, organisasi dan sejenisnya yang berada diluar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem.
Simbol ini perlu diberi nama sesuai dengan aslinya biasanya menggunakan kata benda seperti: pekerja, dosen, mahasiswa, sistem penjualan dan lainnya tergantung sistem yang akan dibuat.
-
Proses

Proses
Proses merupakan kegiatan atau pekerjaan yang memproses data inputan dari entitas ke output.
Biasanya untuk proses diberikan kata kerja seperti: bekerja, mengajar, belajar, menjual dan sebagainya tergantung dari entitas awal.
-
Aliran Data

Aliran data
Aliran data berfungsi untuk menerangkan aliran data atau informasi dari simbol satu ke simbol lainnya.
Biasanya pemberian nama pada aliran data juga menggunakan kata benda.
-
Data Store

Data Store
Data Store atau data source merupakan simbol yang ada kaitannya dengan penyimpanan seperti file atau database.
Simbol database biasanya berada setelah simbol proses untuk menyimpan output pemrosesan.
Dalam penamaan data store ini diisi sesuai dengan data apa yang disimpan seperti gaji, golongan, karyawan dan lain-lain.
Untuk simbol DFD ada 2 jenis yang bisa kamu gunakan, keduanya intinya sama cuma berbeda dari orang yang mempopulerkan saja.
Tetapi jika Sahabat Qwords menggunakan Yourdon/De Marco maka simbol lainnya juga harus menggunakan yang sama, jangan ada simbol dari Gane/Sarson sehingga membuat kebingungan.
Sebagai tambahan juga, simbol-simbol yang ada dalam Data Flow Diagram berasal dari teori grafik.
Teori ini berasala dari sebuah cabang matematika yang mempelajari bagaimana titik-titik (disebut node) dan garis-garis penghubungnya (disebut edge) saling berinteraksi.
Awalnya, teori grafik ini banyak dipakai dalam penelitian operasional, yaitu studi yang bertujuan mengoptimalkan proses kerja di dalam organisasi atau perusahaan.
Dengan memodelkan alur kerja secara grafis, para peneliti bisa lebih mudah melihat bagaimana informasi atau tugas bergerak dari satu bagian ke bagian lain.
Jadi, DFD bukan sekadar gambar, tapi model grafis yang sistematis yang memudahkan kita memahami dan menganalisis aliran data dan proses kerja dalam suatu sistem berdasarkan prinsip-prinsip dari teori grafik tersebut.
Jenis DFD
Kalau Sahabat Qwords sedang mendalami dunia analisis sistem, pasti sudah tidak asing lagi dengan Data Flow Diagram atau yang lebih dikenal sebagai DFD.
Tapi, tahukah Sahabat Qwords bahwa DFD tidak hanya ada satu jenis saja? Yup, DFD ternyata dibagi menjadi beberapa level atau tingkatan yang masing-masing punya peran dan fungsi berbeda.
Kita bahas satu per satu jenis DFD ini agar kamu bisa memilih jenis yang paling sesuai untuk kebutuhanmu.
DFD Level 0 (Diagram Konteks)
Jenis DFD yang pertama adalah Level 0, atau sering disebut juga dengan diagram konteks.
Pada level ini, DFD hanya menunjukkan gambaran umum dari sistem yang sedang dianalisis, termasuk bagaimana sistem tersebut berinteraksi dengan entitas luar seperti pengguna, sistem lain, atau pihak ketiga.
Ciri-Ciri Diagram Konteks:
-
Hanya terdiri dari satu proses utama (diberi nomor 0).
-
Menunjukkan aliran data langsung dari dan ke entitas eksternal.
-
Belum menampilkan detail proses internal atau tempat penyimpanan data (data store).
Dengan kata lain, Sahabat Qwords bisa melihat sistem dari “helicopter view”, cocok banget untuk tahap awal perancangan sistem atau saat sedang presentasi ke klien non-teknis.
2. DFD Level 1
Setelah memahami gambaran besar di Level 0, kini saatnya memperdalam dengan DFD Level 1.
Di level ini, proses utama yang tadi hanya satu, sekarang akan dipecah menjadi beberapa sub-proses. Tujuannya adalah untuk menggambarkan bagaimana aliran data bekerja secara lebih rinci dalam sistem.
Ciri-Ciri DFD Level 1:
-
Menampilkan beberapa proses (dengan penomoran 1.0, 2.0, dst).
-
Sudah mulai memperkenalkan data store, tempat penyimpanan data dalam sistem.
-
Lebih detail dan menggambarkan logika sistem secara operasional.
Kalau Sahabat Qwords sedang membuat dokumen teknis untuk tim developer atau untuk proses implementasi sistem, DFD Level 1 ini wajib banget digunakan.
3. DFD Level 2
Nah, kalau DFD Level 1 masih belum cukup detail, kamu bisa lanjutkan ke DFD Level 2.
DFD ini biasanya digunakan jika masih ada sub-proses yang perlu dijabarkan lebih dalam. Setiap proses di level 1 bisa dijabarkan lagi menjadi proses-proses baru di level 2, lengkap dengan data yang terlibat.
Beberapa hal yang perlu kamu tahu:
-
DFD Level 2 jarang digunakan dalam praktik sehari-hari.
-
Biasanya hanya dipakai jika proyeknya sangat kompleks dan membutuhkan dokumentasi sistem yang super lengkap.
Contoh DFD
Jika Sahabat Qwords masih bingung tentang contoh Data Flow Diagram, kami memiliki beberapa contoh DFD yang bisa kamu jadikan referensi, berikut beberapa contoh DFD :

Sudah Tahu Apa Itu DFD?
Itu tadi ulasan seputar Data Flow Diagram lengkap dengan fungsi dan jenisnya. Dengan memahami DFD dan berbagai tingkatannya, kamu bisa merancang dan mendokumentasikan sistem secara terstruktur dan efektif.
Alat ini sangat berguna, baik untuk tim pengembang internal maupun saat berkomunikasi dengan klien, memastikan semua pihak memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana sebuah sistem bekerja.
Bagiamana, apakah kamu tertarik untuk mendalami lebih jauh tentang DFD dan penerapannya dalam proyek pengembangan sistem?






Terima kasih banyak atas pembahasannya 🙂
Thanks sudah berkunjung kak, jangan lupa untuk urusan domain hosting pilih Qwords.com
Terimakasih kak, sangat membantu.
Sama-sama kak,
Terima kasih sudah berkunjung di Blog Qwords.
Terimakasih pembahasannya
Sama-sama kak,
Jangan lupa untuk urusan domain hosting percayakan pada Qwords saja.
Terima kasih telah mengulas materi ini.
Sama-sama kak,
Terima kasih sudah berkunjung di blog Qwords kak.
Sangat bermanfaat, makasih banyak gan
Terima kasih kak
Jangan lupa untuk urusan domain hosting percayakan pada Qwords.