AI atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Kecerdasan Buatan memang sedang naik daun. Kemunculannya jadi buah bibir banyak orang, dari banyak kalangan. Kehadirannya jadi semacam angin segar, sekaligus momok baru bagi industri.
Sebagian orang mungkin lebih mengenal kombinasi 2 huruf itu sebagai alat bantu serupa Google yang bahkan lebih praktis membantu pekerjaan digital kita. Meski kepopulerannya dirayakan banyak pihak, tak bisa dipungkiri kehadiran alat bantu satu itu juga memunculkan kekhawatiran bagi sebagian lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran soal kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan menggantikan banyak pekerjaan manusia makin sering dibicarakan. Hal ini bukan tanpa alasan, dalam beberapa peristiwa AI terbukti mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia.
Namun, dibalik kecanggihan tersebut, tujuan utama pengembangan AI sebenarnya adalah untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia. Lalu, sebenarnya apa itu AI, sejauh mana perannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dan apa saja manfaat yang bisa kita rasakan? Berikut ulasannya!
Apa Itu AI?
Sahabat Qwords, Artificial intelligence atau AI adalah sistem komputer atau mesin yang mampu menjalankan fungsi kognitif yang umumnya dikerjakan oleh manusia. AI memungkinkan komputer untuk memproses data, mengenali pola, memecahkan masalah, dan membuat keputusan tanpa perlu diprogram secara detail untuk setiap langkahnya.
AI seringkali mampu melakukannya dengan lebih cepat dan presisi, sehingga dianggap lebih produktif dan efisien.Karena kecanggihannya inilah, AI kini mulai diadopsi di berbagai berbagai bidang, misalnya kesehatan, manufaktur, sampai pertanian.
Yang paling dekat, Sahabat Qwords pasti sudah familiar dengan teknologi berbasis AI, contohnya ChatGPT, Gemini, dan masih banyak lagi. Sekarang aplikasi maupun platform digital pun mulai menyematkan fitur berbasis AI di dalamnya.
Melihat betapa canggih dan pesatnya perkembangan AI, pernahkah Sahabat Qwords berpikir, bagaimana sejarah AI hingga menjadi sebesar sekarang? Berikut rangkuman sejarah AI khusus untuk Sahabat QWords, stay tuned!
Sejarah Artificial Intelligence
Artificial Intelligence (AI) pertama kali digagas oleh Alan Turing pada tahun 1950 lewat makalah berjudul Computing Machinery and Intelligence. Dalam tulisannya, Turing mengajukan pertanyaan provokatif: “Can machines think?” dan memperkenalkan Turing Test, sebuah metode untuk mengukur kemampuan mesin dalam meniru cara berpikir manusia.
Istilah artificial intelligence sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy, seorang ilmuwan komputer dari Dartmouth College. Ia bersama sejumlah ilmuwan lain mengadakan konferensi musim panas yang dikenal sebagai Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence. Konferensi ini menjadi pilar lahirnya AI sebagai disiplin ilmu formal.
Pada dekade-dekade berikutnya, AI mengalami pasang surut. Dari masa euforia dan dukungan dana besar (AI boom) di tahun 1960-an, hingga kemunduran (AI winter) pada 1970-an dan 1980-an, karena keterbatasan teknologi dan ekspektasi yang terlalu tinggi.
Namun, pada awal 2000-an, AI kembali berkembang pesat berkat kemajuan komputasi, big data, dan machine learning. Saat ini, AI tidak hanya menjadi bidang akademik, melainkan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari banyak orang seperti Sahabat Qwords. Mulai dari asisten virtual hingga sistem deteksi wajah dan mobil dengan kendali otomatis, semua perlahan memanfaatkan AI!
Peran AI dalam Menunjang Pekerjaan Manusia
Setelah memahami apa itu AI beserta sejarah kehadirannya. Sahabat Qwords mungkin masih gamang apakah teknologi satu ini akan menggeser peran penting manusia dalam berbagai bidang.
Setuju maupun tidak, nyatanya kecanggihan AI kian menakjubkan, tak bisa dibendung. Namun, tak sedikit yang menganggap bahwa pekerjaan manusia, bahkan untuk yang kompleks sekalipun, akan kian tergerus oleh AI.
Hal ini memang perlahan terbukti, dengan peranan AI yang telah nyata diperbantukan oleh sejumlah sektor. Berikut diantaranya!
1. Teknologi AI di Dunia Bisnis
AI digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, automasi dalam kegiatan marketing, memprediksi penjualan, hingga mendeteksi penipuan (fraud detection). Banyak startup hingga perusahaan besar mengandalkan AI untuk efisiensi dan inovasi.
2. AI dalam Dunia Kesehatan
Sementara itu, dari dunia kesehatan, AI juga mulai menunjukkan tajinya, sebab ia mampu mendeteksi penyakit lewat gambar rontgen hingga chatbot yang membantu konsultasi awal. Dalam hal ini, AI tentunya telah berhasil mempercepat diagnosis dan mengurangi beban tenaga medis.
3. AI dalam Kehidupan Pribadi
Bertanya-tanya soal “Apa itu AI?”, tapi secara tak sadar sering mengobrol atau mengerjakan tugas dengan bantuan Siri atau Google Assistant. Nah, keduanya adalah contoh AI yang ternyata sudah Sahabat Qwords gunakan sehari-hari. Begitu juga ketika kamu mendapatkan playlist musik yang sesuai dengan mood kamu, suggest itu merupakan hasil kerja AI.
4. Transportasi
Dalam bidang transportasi, mobil tanpa pengemudi (autonomous vehicles) adalah hasil dari kemajuan AI. Tak hanya itu, AI juga digunakan untuk mengatur lalu lintas, memprediksi rute tercepat, hingga meningkatkan keamanan transportasi umum.
5. Keuangan
Di dunia perbankan dan investasi, AI digunakan untuk mendeteksi penipuan, memberikan rekomendasi investasi, dan melakukan trading otomatis berdasarkan analisis pasar real-time.
Manfaat Penerapan AI
Meski memiliki dua sisi yang terus jadi pro kontra, jika membahas apa itu AI, mulai dari tujuannya dikembangkan, maka tentu pencipta AI berharap temuannya mampu menebar manfaat bagi siapa saja.
Dan, benar saja sekarang ini kita telah melihat manfaat nyata AI dalam penerapannya pada kehidupan modern, antara lain:
1. Mampu Bekerja Tanpa Lelah (24/7)
AI tidak membutuhkan istirahat seperti manusia. Sistem berbasis AI bisa beroperasi terus-menerus sepanjang hari tanpa penurunan performa.
Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk pekerjaan yang memerlukan pemantauan tanpa henti, seperti sistem keamanan siber atau layanan pelanggan otomatis (chatbot, voicebot).
2. Meningkatkan Produktivitas
Dengan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas berulang secara cepat dan konsisten, AI jelas mampu meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.
AI memudahkan perusahaan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu lebih singkat.
3. Mampu Memproses Data dalam Skala Besar
Salah satu keunggulan AI adalah kemampuannya menganalisis data dalam jumlah besar dan kompleks dengan kecepatan tinggi.
Ini sangat bermanfaat dalam bidang seperti riset medis, pengolahan data cuaca, analitik bisnis, dan berbagai aplikasi big data lainnya.
4. Minim Kesalahan (Jika Dikonfigurasi dengan Benar)
Berbeda dari manusia yang rentan terhadap kelelahan atau kesalahan, sistem AI bisa bekerja dengan tingkat presisi tinggi sesuai pengaturan awalnya.
Inilah sebabnya, AI sering digunakan dalam tugas yang memerlukan akurasi maksimal, seperti diagnosis medis berbasis gambar atau perhitungan dalam teknik dan konstruksi.
5. Selalu Konsisten dan Objektif
AI tidak terpengaruh oleh emosi, mood, atau bias personal. Selama data input yang diberikan bersifat netral dan lengkap, AI akan mengonversinya menjadi keputusan yang konsisten dan objektif.
Kekurangan AI
Meski hadir membawa sejumlah kelebihan yang sangat menakjubkan, AI masih tidak lepas dari kekurangan, sehingga masih jadi bahan pertimbangan bagi yang menunda menggunakannya. Lantas, apa saja kekurangannya?
- Tidak Memiliki Empati atau Emosi
Ketiadaan perasaan yang dimiliki, membuat AI tidak bisa merasakan atau memahami emosi manusia. Dalam konteks layanan publik, seperti perawatan kesehatan atau customer service, hal ini bisa menjadi keterbatasan besar karena tidak semua masalah bisa diselesaikan secara logis tanpa pendekatan manusiawi. Sejauh ini, tak sedikit pengguna yang menganggap kualitas AI dalam menanggapi masalah terkesan template dan kurang solutif. - Biaya Pengembangan dan Maintenance Tinggi
Untuk membangun sistem AI yang efektif dan aman, diperlukan investasi besar, mulai dari infrastruktur hingga pelatihan model AI. Selain itu, AI juga butuh pemeliharaan dan pembaruan berkala agar tetap relevan dan tidak “usang.” - Mengancam Pekerjaan Tertentu
Karena AI mampu mengautomasi tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan manusia, teknologi ini berpotensi mengurangi lapangan kerja di beberapa sektor. Ini memunculkan tantangan baru dalam hal ketenagakerjaan dan pelatihan ulang (reskilling). - Bergantung pada Data yang Diberikan
AI bukan makhluk berpikir bebas. Ia hanya “secerdas” data yang digunakan untuk melatihnya. Jika data yang digunakan kurang tepat, bias, atau terbatas, hasil yang diberikan AI juga bisa menyesatkan atau tidak akurat. - Risiko Etika dan Privasi
Penggunaan AI dalam pengawasan, pengenalan wajah, atau analisis perilaku bisa memicu masalah privasi. Tanpa regulasi yang jelas, AI berisiko disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan masyarakat.
Sahabat Qwords Sudah Mulai Mengenal Apa Itu AI?
Setelah memahami secara lebih detail soal apa itu AI, mulai dari definisi hingga pemanfaatannya saat ini. Sahabat Qwords mungkin akan berpikir bahwa memang kehadiran alat bantu ini layaknya pisau bermata dua. Jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, maka AI bisa menunjukkan manfaat nyata bagi aktivitas dan pekerjaan manusia.
Begitu pun sebaliknya, jika kita kurang bijak menggunakannya, maka keberadaan AI jelas akan menyesatkan dan merugikan. Posisi pekerjaan yang semula menjadi tugas manusia pun bisa terancam jika tak segera beradaptasi.
Sebagai pengguna, sudah seharusnya kita, mau tidak mau, menerima keberadaan AI. Alih-alih takut akan kehadiran AI, lebih baik mempelajarinya, hingga bisa memaksimalkan manfaatnya. Kalau ulasan soal apa itu AI sudah dipahami, kira-kira apa yang akan Sahabat Qwords hasilkan menggunakan AI? Coba komen juga di kolom komentar soal pandangan Sahabat Qwords ketika ditanya “Apa itu AI?” ya!