Pernahkah Sahabat Qwords berkunjung ke sebuah alamat situs yang nama alamatnya A, tapi halaman yang ditampilkan B?
Kalau kamu pernah mengalaminya, berarti kamu sudah pernah mengalami yang namanya domain masking.
Lantas, kenapa domain masking beberapa kali terjadi dan biasa kamu alami saat menjelajah situs online?
Yuk kita ulas lebih dalam tentang apa itu domain masking, manfaatnya, dan dampak negatifnya bagi sebuah situs berikut ini!
Apa Itu Domain Masking?
Domain masking atau sering disebut juga URL masking adalah teknik menyembunyikan alamat asli situs web di bilah atau kolom alamat browser dengan menampilkan domain lain yang lebih rapi atau merepresentasikan brand.
Jadi, ketika kamu sebagai pengunjung mengakses domain A, kamu sebenarnya diarahkan ke domain B. Tetapi URL yang ditampilkan di browser tetap domain A. Teknik ini bisa dan biasa dilakukan dengan berbagai cara, seperti penggunaan iframe, URL rewriting, atau skrip server sisi belakang.
Apa Manfaat Domain Masking?
Mungkin kamu bertanya-tanya, “Kenapa masih ada orang yang mau pakai domain masking, kan alamat situs aslinya malah disembunyikan?”
Nah, berikut ini beberapa alasan dan manfaat dari domain masking yang bisa kamu pahami lebih dalam!
1. Branding yang Konsisten
Domain masking bisa membantu pemilik situs sepertimu untuk bisa menjaga nama domain tetap muncul di kolom alamat, meski kontennya di-host di domain atau server lain. Hal ini kadang dilakukan untuk membantu memperkuat identitas brand.
2. Menyembunyikan URL Rumit
Kalau kamu punya URL atau alamat situs yang sangat panjang, misalnya URL afiliasi atau link tracking. Domain masking bisa menyulap link tersebut menjadi sesuatu yang lebih bersih, padat, dan mudah diingat.
3. Privasi dan Keamanan
Soal privasi dan keamanan juga menjadi hal yang membuat domain masking bisa menyembunyikan struktur server atau domain asli, karena teknik ini mampu menjaga privasi hosting, dan menyembunyikan alamat backend agar tidak ditunjukkan secara mudah pada pengguna biasa.
4. Kegunaan untuk Kampanye atau Affiliate
Di dunia pemasaran afiliasi, masking dinilai berguna untuk menyamarkan URL afiliasi agar terlihat lebih profesional dan tidak mencurigakan.
5. Pengalaman Konsisten Saat Hosting Berbeda
Kalau kontenmu dikelola di server eksternal atau subdomain, domain masking bisa menyatukan pengalaman pengguna dengan menampilkan domain utama kamu di address bar atau kolom alamat situs.
Dampak Negatif Domain Masking
Meski punya sejumlah manfaat, tapi teknik ini tidak serta merta hadir tanpa risiko. Ada beberapa dampak negatif yang penting untuk kamu pertimbangkan sebelum mempraktikkan teknik ini.
1. Pengaruh Buruk pada SEO
Domain masking bisa sangat merugikan optimasi mesin pencari atau memengaruhi strategi SEO, karena URL asli disembunyikan dan mesin pencari bisa kesulitan mengindeks konten dengan benar.
Tak hanya itu, domain masking juga bisa memunculkan masalah duplikat konten, karena konten yang sama bisa muncul di domain asli dan domain yang ditumpangi.
Nilai tautan atau link equity dari backlink pun bisa hilang atau tidak diteruskan dengan benar, karena struktur masking yang punya kemungkinan mengubah tujuan situs.
2. Kepercayaan Pengguna Menurun
Ketika pengguna menyadari bahwa alamat situs di address bar tetap sama meski kontennya berubah, mereka bisa merasa tertipu atau curiga.
Hal ini bisa menurunkan kepercayaan dan mengurangi interaksi atau konversi pada halaman yang kamu sajikan dalam situs. Bahkan, penggunaan masking sering diasosiasikan dengan praktik phishing atau spam sebab beberapa pihak telah terbukti menyalahgunakannya sebelumnya.
3. Masalah dengan Bookmark dan Link Sharing
Saat pengunjung mencoba menyimpan halaman (bookmark) yang di-mask dengan menyimpan atau membagikannya. Maka, alamat yang tersimpan atau dibagikan biasanya hanya homepage atau URL domain utama, bukan halaman spesifik.
Hal ini kurang ideal dan sejalan dengan tujuanmu untuk membawa pengguna kembali ke halaman konten tertentu.
4. Kompatibilitas SSL atau Keamanan
Domain masking ternyata juga bisa menimbulkan masalah dengan sertifikat SSL.
Misalnya, domain yang kamu tampilkan (domain mask) tidak punya sertifikat SSL yang cocok, browser bisa memperingatkan pengguna bahwa situs tidak aman. Akhirnya, kamu akan menerima penurunan kepercayaan, dan perlahan akan memengaruhi reputasi (trust) pengguna atau pembaca pada situsmu.
5. Keterbatasan Teknis dan Pengalaman Pengguna
Penggunaan iframe sebagai salah satu metode masking bisa membuat navigasi menjadi tidak mulus.
Akan ada saja masalah, seperti tombol kembali (back), bookmark, atau path link yang bisa jadi tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Tak hanya itu, performa situs juga bisa menurun karena ada lapisan tambahan untuk memuat konten lewat domain asli.
Kapan Sebaiknya Menerapkan Domain Masking?
Domain masking memang bisa jadi solusi cepat dan murah dalam beberapa kondisi, tapi tidak selalu jadi pilihan terbaik.
Berikut ini sejumlah pertimbangan yang bisa kamu jadikan acuan kapan sebaiknya menerapkan teknik domain masking dan kapan waktu yang tepat untuk menghindarinya!
Waktu yang Tepat untuk Menerapkan Domain Masking
- Kondisi pertama yang menjadikan waktu terbaik untuk menerapkan domain masking adalah saat kamu sedang menjalankan kampanye jangka pendek atau promosi afiliasi. Dalam strategi itu, domain masking bisa kamu jadikan upaya agar domain brand-mu terlihat lebih profesional.
- Kondisi berikutnya adalah saat kamu menggunakan hosting gratis atau subdomain, dan ingin menutupi alamat hosting dengan domain merkmu sendiri.
- Terakhir, domain masking cocok kamu terapkan untuk sementara waktu, terutama saat migrasi ke domain baru, dan kamu ingin menjaga konsistensi URL sebelum migrasi penuh terjadi.
Waktu yang Tepat untuk Menghindari Domain Masking
- Jika SEO adalah prioritas utama bisnismu, maka menghindari penerapan teknik domain masking patut dilakukan. Sebab, teknik satu ini bisa menurunkan peringkat dan mengacaukan struktur SEO yang sudah kamu bangun susah payah dengan timmu.
- Kondisi kedua yang sebaiknya tidak menjadikanmu menerapkan domain masking adalah saat kamu mengharapkan pengguna untuk membagikan halaman spesifik. Kalau kamu ingin pengguna atau pembaca situsmu membagikan informasi, seperti artikel, produk, atau halaman konten, maka masking akan menyulitkan bookmark dan aktivitas sharing yang presisi.
- Terakhir, kondisi yang sebaiknya kamu hindari untuk menerapkan domain masking adalah saat kamu menginginkan keamanan penuh dengan HTTPS yang konsisten. Masalah SSL akan muncul saat domain asli dan domain mask tidak cocok. Inilah mengapa melakukan relevansi strategi masking dengan value bisnismu harus terus dilakukan agar pilihan strategi yang dijalankan searah.
Pilihan Alternatif
Meski dampak negatif dari domain masking cenderung besar untuk secara mentah diterapkan dalam strategi bisnismu, terutama SEO.
Ternyata ada pilihan alternatif atau jalan lain yang bisa kamu tempuh dengan lebih baik dan sehat berikut ini!
-
Redirect 301
Redirect 301 adalah praktik mengalihkan alamat situs secara permanen dari domain A ke domain B. Dengan cara ini, SEO bisa dialihkan lebih baik dibanding masking, dan pengguna akan lebih paham secara transparan, akan kemana mereka diarahkan.
-
Custom Domain di Platform Hosting
Banyak platform hosting sekarang yang juga memungkinkan kamu menggunakan domain sendiri secara langsung tanpa perlu masking. Hal ini memudahkan kamu yang ingin melakukan praktik masking, tapi masih galau dengan dampak negatif yang perlahan akan ditimbulkan.
-
URL Shortener atau Link Cloaking Terpercaya
Kalau tujuannya hanya untuk mempersingkat link afiliasi, maka sebenarnya kamu bisa menggunakan layanan URL shortener atau cloaking yang mendukung analitik dan transparansi, bukan masking domain penuh.
Sudah banyak praktik pemendekan pranala laman digital yang biasa dilakukan banyak orang saat ini. Dan praktik ini jauh lebih efisien ketimbang kamu melakukan masking yang dalam kurun waktu tertentu bisa menimbulkan dampak buruk tersendiri.
Makin Yakin Menerapkan Domain Masking?
Sejauh ini Sahabat Qwords sudah punya gambaran jelas bahwa domain masking adalah teknik untuk menyembunyikan domain asli suatu situs dengan menampilkan domain lain di address bar atau kolom alamat website.
Teknik ini juga ternyata punya sejumlah manfaat, seperti menjaga branding, menyederhanakan URL, dan menyembunyikan struktur hosting.
Namun, ternyata ada dampak negatif yang bisa muncul mengiringinya. Di antaranya adalah penurunan SEO, kepercayaan pengguna, masalah bookmark dan sharing, serta potensi isu keamanan untuk situsmu.
Nah, ada baiknya sebelum kamu menerapkan domain masking, pastikan bahwa kamu sudah paham pro dan kontranya.
Kalau memang tujuan bisnismu ingin mendapat manfaat jangka panjang, membangun reputasi, dan visibilitas di mesin pencari. Maka ada sejumlah teknik alternatif lain yang bisa kamu gunakan, seperti redirect permanen, domain custom, atau memendekkan link situsmu yang sudah dijelaskan lebih detail sebelumnya.
Gimana, makin yakin atau makin kepikiran enaknya nerapin masking atau ngga nih?
Coba tulis pandanganmu di kolom komentar!
Cari nama domain murah dari 500+ ekstensi domain dan onlinekan bisnis kamu dengan layanan web hosting terbaik di Indonesia dari Qwords.

