Kalau Sahabat Qwords sering dengar soal container dan cloud native, pasti gak asing sama istilah Kubernetes atau k8s. Tapi, sebenernya Kubernetes itu apa sih? Kenapa kok jadi populer banget di dunia teknologi?
Yuk, kita bahas bareng-bareng biar makin paham kenapa Kubernetes ini jadi andalan banyak perusahaan buat ngatur aplikasi modern.
Apa Itu Kubernetes?
Singkatnya, Kubernetes itu platform open source yang membantu kita buat mengatur, menjalankan, dan mengelola aplikasi yang dibungkus dalam kontainer.
Jadi, bayangin kamu punya ratusan bahkan ribuan kontainer aplikasi yang harus jalan terus, terus kamu harus pastikan semuanya tetap stabil dan bisa diskalakan.
Nah, Kubernetes ini kayak “nakhoda” yang memimpin kapal besar, memastikan semua kontainer jalan di tempat yang tepat, bisa naik-turun skala sesuai kebutuhan, dan selalu dalam kondisi sehat.
Kenapa Harus Pakai Kubernetes?
Mungkin Sahabat Qwords bertanya-tanya, kenapa tidak bisa langsung aja jalanin kontainer satu per satu?
Ada beberapa alasan, diantaranya seperti berikut:
Pertama, kalau cuma beberapa kontainer, bisa di-handle manual, tapi kalau sudah ratusan? Bisa kacau!
Disitulah Kubernetes hadir sebagai solusi agar setiap kontainer aplikasi bisa terus bekerja dan terpantau walau jumlahnya ratusan.
Kedua, aplikasi masa kini butuh yang scalable dan Kubernetes menyediakan itu, artinya bisa otomatis tambah atau kurangi sumber daya tergantung trafik.
Kalau masih menggunakan sistem manual memang bisa saja, tetapi butuh waktu yang lebih lama dan kemungkinan human error lebih tinggi, sedangkan pada masa sekarang kita membutuhkan kinerja yang serba cepat dan akurat.
Ketiga, Kubernetes menyediakan mekanisme load balancing yang membagi trafik pengguna secara merata ke beberapa instance aplikasi (pod), sehingga performa tetap stabil dan pengguna bisa mengakses layanan dengan lancar, bahkan saat trafik tinggi.
Bagaimana, apa Sahabat Qwords sudah mulai memahami kenapa banyak orang ataupun perusahaan yang menggunakan Kubernetes daripada menggunakan cara manual.
Hubungan Kubernetes dan Kontainer
Tadi Sahabat Qwords sudah menyadari dengan menggunakan Kubernetes pekerjaan yang berkaitan dengan aplikasi menjadi lebih mudah, namun kamu pasti bertanya-tanya apa hubugan Kubernetes dengan Kontainer.
Kubernetes sebenarnya bekerja di atas teknologi kontainer, seperti Docker. Jadi, kalau Docker itu yang bikin dan menjalankan kontainer, Kubernetes yang mengatur gimana kontainer itu jalan di banyak mesin (server).
Karena kontainer itu kecil dan portabel, mereka bisa dengan mudah dipindah-pindah dari satu server ke server lain.
Tapi kalau pengelolaan manual, bakalan ribet. Kubernetes lah yang mengatur penjadwalan, pemantauan, dan pengaturan resource agar semuanya efisien.
Arsitektur Kubernetes
Nah, setelah tahu apa itu Kubernetes dan hubungannya dengan Kontainer, sekarang waktunya kita kenalan dengan struktur kerja Kubernetes, alias arsitekturnya.
Arsitektur Kubernetes sendiri adalah sebuah sistem yang disebut cluster, yang terdiri dari dua bagian besar:
1. Control Plane: Otak dari Cluster
Control Plane adalah pusat kendali utama yang mengatur semua hal dalam Kubernetes.
Bisa dibilang ini tempat di mana semua keputusan penting diambil, mulai dari penempatan kontainer, pemantauan kondisi aplikasi, sampai respon terhadap kegagalan sistem.
Komponen penting di dalam Control Plane:
1. API Server
Ini adalah gerbang utama. Semua perintah yang kamu kirim (misalnya lewat kubectl) akan lewat sini. Bisa dibilang ini pintu depan dari Kubernetes.
2. Scheduler
Tugasnya adalah memilih node mana yang paling cocok untuk menjalankan aplikasi kamu. Jadi semuanya ditempatkan secara efisien.
3. Controller Manager
Komponen ini memantau kondisi aplikasi dan memastikan semuanya sesuai dengan konfigurasi. Kalau ada pod yang mati, dia yang akan minta dijalankan ulang.
4. etcd
Ini semacam “otak ingatan” dari Kubernetes. Semua data konfigurasi dan status disimpan di sini. Data yang disimpan bisa direplikasi dan tahan gangguan.
2. Node (Worker): Tempat Kontainer Berjalan
Node adalah mesin tempat aplikasi kamu benar-benar dijalankan. Bisa berupa server fisik, bisa juga virtual. Setiap node punya komponen-komponen penting yang menjalankan perintah dari Control Plane.
Komponen di dalam Node:
1. Kubelet
Ini semacam asisten pribadi di setiap node yang bertugas menjalankan perintah, memeriksa kesehatan kontainer, dan melaporkan balik ke Control Plane.
2. Kube-proxy
Tugasnya ngatur lalu lintas jaringan antar aplikasi (pod), supaya mereka bisa saling komunikasi dengan lancar.
3. Container Runtime
Ini adalah mesin utama yang menjalankan kontainer. Docker dulu jadi yang paling populer, tapi sekarang bisa juga pakai containerd, CRI-O, atau lainnya.
Fitur-fitur Andalan Kubernetes
Kubernetes punya banyak fitur keren yang bikin pekerjaan tim IT jauh lebih mudah. Ini beberapa yang paling penting yang harus Sahabat Qwords tahu:
1. Deployment otomatis
Kamu bisa mendefinisikan di file konfigurasi (biasanya YAML) bahwa kamu ingin 3, 5, atau 10 kontainer (pod) untuk menjalankan aplikasi tertentu.
Kubernetes akan secara otomatis menjalankan dan menjaga jumlah itu tetap stabil, tanpa kamu harus jalankan satu per satu.
2. Rollout dan rollback
Saat kamu melakukan update versi aplikasi, Kubernetes bisa mengganti versi lama ke versi baru secara bertahap (rollout).
Kalau ternyata versi baru bermasalah, kamu bisa rollback (kembali ke versi sebelumnya) secara otomatis atau manual, tanpa menghentikan layanan.
3. Service discovery
Dalam sistem mikroservis, aplikasi sering perlu berkomunikasi satu sama lain (misalnya, front-end butuh akses ke database atau API).
Kubernetes menyediakan alamat DNS otomatis (service name) untuk setiap aplikasi, jadi mereka bisa saling menemukan dan terhubung tanpa perlu setting IP manual.
4. Load balancing
Jika ada banyak permintaan dari pengguna, Kubernetes bisa membagi trafik ke beberapa pod (instance aplikasi) secara merata.
Kalau salah satu pod terlalu sibuk, permintaan akan diarahkan ke pod lain yang lebih “lega”.
5. Autoscaling
Kubernetes bisa memantau beban kerja (CPU, memori, dsb). Saat beban naik, Kubernetes bisa menambahkan lebih banyak pod secara otomatis. Saat beban turun, pod akan dikurangi.
6. Self-healing
Kalau ada pod yang rusak atau mati (misalnya karena error), Kubernetes akan secara otomatis memulai ulang atau menggantinya agar jumlah pod tetap sesuai dengan yang ditentukan.
Kelebihan Kubernetes
Tidak heran kalau Kubernetes makin populer dan banyak dipakai di berbagai perusahaan, mulai dari startup sampai raksasa teknologi.
Dengan fitur-fitur yang ada di atas tentunya membuat Sahabat Qwords yang berkecimpung di dunia aplikasi tertarik untuk mencobanya.
Selain itu, ada beberapa kelebihan lain yang perlu Sahabat Qwords tahu dari Kubernetes seperti:
1. Skalabilitas otomatis
Kamu gak perlu repot-repot nambahin server secara manual, Kubernetes sudah bisa mengatur sendiri berdasarkan beban kerja.
2. Portabilitas tinggi
Aplikasi yang kamu buat bisa jalan di mana saja: cloud publik, private cloud, bahkan on-premises.
3. Tahan banting dan andal
Kalau ada kontainer atau server yang mati, Kubernetes otomatis ganti biar aplikasi tetap jalan. Ini tentu dapat menghidarkan aplikasi dari error.
4. Ekosistem luas
Banyak tools pendukung yang bisa diintegrasikan, seperti monitoring, logging, dan CI/CD, sehingga memudahkan kamu untuk mengatur jalannya aplikasi.
5. Manajemen mudah dengan deklarasi
Kamu bisa definisikan kondisi aplikasi lewat file YAML, jadi pengelolaan jadi lebih sistematis, mudah diotomasi, dan juga efisien.
Kekurangan Kubernetes
Selain beberapa kelebihan di atas, ada juga kekurangan Kubernetes yang perlu Sahabat Qwords pertimbangkan dan berikut ini beberapa tantangan yang sering ditemui:
1. Sistem yang Kompleks
Kubernetes cukup kompleks untuk pemula. Banyak konsep dan terminologi yang harus dipahami terlebih dahulu.
2. Overhead operasional
Kalau cluster kecil, biaya dan effort mengelolanya kadang lebih besar daripada manfaatnya.
3. Biaya infrastruktur
Menjalankan Kubernetes butuh sumber daya yang cukup besar, terlebih lagi kalau cluster besar.
4. Debugging dan troubleshooting
Kadang butuh keahlian khusus buat menemukan masalah dan memperbaikinya.
5. Kurang cocok untuk aplikasi monolitik
Kubernetes lebih ideal untuk aplikasi yang dibangun dengan arsitektur mikroservis.
Kalau kamu sedang mencari solusi pengelolaan aplikasi modern yang scalable dan otomatis, Kubernetes layak banget untuk dipertimbangkan.
Dengan segala kelebihannya, Kubernetes bisa mengubah cara pengembangan dan pengelolaan aplikasi supaya lebih cepat, fleksibel, dan handal.
Tentu saja, belajar dan memahami cara kerja Kubernetes adalah investasi penting supaya kamu bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
Kalau kamu mau tahu lebih lanjut tentang cara pakai Kubernetes, atau ingin contoh penerapannya di industri tertentu, jangan sungkan untuk tanya, ya!