Mengenali perbedaan HTTP dan HTTPS akan jadi pengetahuan yang menarik buatmu, apalagi pada era digital seperti sekarang.
Keduanya merupakan protokol yang berperan penting dalam proses komunikasi antara client (pengguna) dan server (penyedia data). Protokol inilah yang memudahkan halaman website bisa terbuka dengan lancar di browser kamu.
Namun seiring berkembangnya teknologi, tantangan keamanan pun ikut meningkat. HTTP yang dahulu jadi standar, kini mulai ditinggalkan karena rawan disalahgunakan.
Sebaliknya, HTTPS hadir sebagai versi yang lebih aman dengan fitur enkripsi data untuk melindungi informasi pengguna.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan mendasar antara HTTP dan HTTPS? Dan kenapa penting bagi kamu untuk tahu? Yuk, kita bahas selengkapnya!
Perbedaan HTTP dan HTTPS
Kami telah mengulas sejumlah aspek yang membedakan antara HTTP dengan HTTPS.
1. Keamanan
Perbedaan paling mencolok antara HTTP dan HTTPS terletak pada tingkat keamanannya.
-
HTTP tidak memiliki sistem keamanan saat mentransfer data antara browser (client) dan server. Artinya, informasi seperti nama pengguna, kata sandi, atau data pribadi lainnya bisa dilihat atau dicuri oleh pihak ketiga. Ini sangat berisiko, terutama jika pengguna sedang mengakses jaringan publik seperti WiFi di kafe atau bandara.
-
Sementara itu, HTTPS sudah diperkuat dengan sistem enkripsi yang memastikan bahwa data yang dikirim dan diterima hanya bisa dibaca oleh pihak yang berhak (yaitu pengguna dan server). Enkripsi ini mencegah pencurian data, penyadapan, atau serangan man-in-the-middle. HTTPS juga memverifikasi keaslian situs, sehingga pengguna tidak mudah tertipu oleh situs palsu.
2. Keberadaan SSL
SSL (Secure Socket Layer) atau TLS (Transport Layer Security) adalah teknologi utama yang membedakan HTTP dan HTTPS.
-
HTTP tidak menggunakan SSL. Semua komunikasi yang terjadi berlangsung secara terbuka (plain text), sehingga sangat mudah disusupi atau dimanipulasi. Ini juga menjadi alasan mengapa browser modern sering menandai situs HTTP sebagai “Not Secure”.
-
HTTPS menggunakan SSL/TLS untuk mengamankan koneksi. Saat pengguna mengakses situs HTTPS, browser dan server akan menjalani proses yang disebut SSL Handshake. Proses ini akan menghasilkan kunci enkripsi unik yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan data selama sesi berlangsung.
Selain menjaga keamanan, keberadaan SSL juga membantu memastikan bahwa pengguna benar-benar sedang berkomunikasi dengan situs yang asli, bukan tiruan.
3. Port yang Digunakan
Port merupakan jalur komunikasi yang digunakan oleh protokol saat bertukar data antara perangkat.
-
HTTP menggunakan port 80 secara default. Port ini tidak menggunakan enkripsi, sehingga seluruh lalu lintas data yang melewati jalur ini dapat dibaca atau diretas oleh pihak lain yang memantau koneksi.
-
HTTPS menggunakan port 443, yang didesain untuk komunikasi terenkripsi. Port ini hanya bisa diakses oleh koneksi yang sudah melalui proses SSL/TLS handshake, sehingga jauh lebih aman digunakan dalam berbagai transaksi online.
Bagi pengguna biasa, port memang tidak terlihat secara langsung. Tapi bagi sistem keamanan jaringan dan administrator server, pemilihan port ini sangat penting dalam membedakan koneksi aman dan tidak aman.
4. SEO (Search Engine Optimization)
Perbedaan HTTP dan HTTPS juga berdampak langsung pada peringkat website di mesin pencari, khususnya Google.
-
HTTP tidak lagi direkomendasikan oleh Google, terutama karena tidak memenuhi standar keamanan modern. Bahkan, Google Chrome akan menampilkan peringatan kepada pengunjung jika sebuah situs masih menggunakan HTTP, yang dapat menurunkan kepercayaan dan menyebabkan peningkatan bounce rate.
-
Sebaliknya, HTTPS dianggap lebih kredibel oleh mesin pencari. Google secara eksplisit menyatakan bahwa situs HTTPS memiliki keunggulan dalam peringkat SEO, karena lebih aman bagi pengguna. Bahkan, untuk toko online dan platform yang melibatkan login maupun transaksi, sertifikat SSL menjadi syarat mutlak yang mesti dipenuhi.
5. Tingkat Kepercayaan Pengguna
Zaman sekarang, kepercayaan pengguna adalah segalanya. Aspek ini tak kalah penting dari teknis keamanan dan SEO. Dalam aspek ini, kedua protokol juga memiliki perbedaan.
-
HTTP kerap menimbulkan keraguan di mata pengunjung. Browser seperti Google Chrome bahkan memberi keterangan “Not Secure” di kolom address bar untuk situs yang masih memakai HTTP. Hal ini bisa memicu rasa tidak aman, terutama saat pengguna diminta mengisi formulir, login, atau melakukan transaksi.
-
Di sisi yang lain, HTTPS yang lebih kredibel hadir dengan gembok di address bar atau keterangan “Connection is secure” di beberapa browser, menegaskan bahwa ia mampu memberikan rasa aman bagi data pengguna yang dikirimkan. Kesimpulannya, aspek ini mutlak HTTPS jadi pemenangnya.
Selain itu, dalam banyak kasus, pengguna sering kali memilih meninggalkan situs HTTP, terutama jika mereka melihat peringatan keamanan. Jadi, aspek kepercayaan ini secara langsung berdampak pada retensi pengunjung, konversi, dan reputasi website.
Jadi, Mana yang Lebih Bagus?
Setelah menelaah perbedaan dari berbagai aspek, jelas bahwa HTTPS unggul di semua sisi dibandingkan HTTP.
HTTPS bukan cuma sekadar versi “yang lebih aman” dari HTTP. Ia bahkan telah menjadi standar baru dalam pengembangan website modern. Selain itu, HTTPS juga turut berdampak positif pada reputasi, peringkat di mesin pencari, hingga tingkat konversi.
Jika kamu masih menggunakan HTTP, kini saatnya kamu beralih ke HTTPS dengan mudah. Cukup menginstal SSL, hal ini akan menunjukkan bahwa kamu peduli dengan kenyamanan dan kepercayaan pengguna.
Dan pada akhirnya, itu akan berkontribusi pada keberhasilan dan pertumbuhan website kamu di masa mendatang.

