Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Apa itu AI (Artificial Intelligence), Peranan, Serta Manfaatnya

4 min read

Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran soal kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan menggantikan banyak pekerjaan manusia semakin sering dibicarakan.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab AI terbukti mampu menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia.

Namun, di balik kecanggihan tersebut, tujuan utama pengembangan AI sebenarnya adalah untuk membantu dan mempermudah pekerjaan manusia.

Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan AI? Sejauh mana perannya dalam kehidupan kita sehari-hari, dan apa saja manfaat yang bisa kita rasakan? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut ini, ya, Sahabat Qwords!

Apa Itu Artificial Intelligence?

Artificial intelligence atau AI adalah sistem komputer atau mesin yang mampu menjalankan fungsi kognitif yang umumnya dikerjakan oleh manusia. 

AI memungkinkan komputer untuk memproses data, mengenali pola, memecahkan masalah, dan membuat keputusan tanpa perlu diprogram secara detail untuk setiap langkahnya.

Dan sering kali, AI mampu melakukannya dengan lebih cepat dan presisi, sehingga dianggap lebih produktif dan efisien.

Karena kecanggihannya inilah, AI kini mulai diadopsi di berbagai berbagai bidang, misalnya kesehatan, manufaktur, sampai pertanian.

Yang paling dekat, kamu sendiri pastinya sudah familier dengan teknologi berbasis AI, contohnya ChatGPT, Gemini, dan masih banyak lagi. Bahkan sekarang aplikasi maupun platform digital mulai menyematkan fitur berbasis AI di dalamnya.

Melihat betapa canggih dan pesatnya perkembangan AI, pernahkah kamu berpikir, bagaimana sejarah AI hingga menjadi sebesar sekarang? Barangkali kamu penasaran, kami telah mengulas sejarah AI berikut ini!

Sejarah Artificial Intelligence

Artificial Intelligence (AI) pertama kali digagas oleh Alan Turing pada tahun 1950 lewat makalah berjudul Computing Machinery and Intelligence.

Dalam tulisannya, Turing mengajukan pertanyaan provokatif: “Can machines think?” dan memperkenalkan Turing Test, sebuah metode untuk mengukur kemampuan mesin dalam meniru cara berpikir manusia.

Istilah artificial intelligence sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1956 oleh John McCarthy, seorang ilmuwan komputer dari Dartmouth College.

Ia bersama sejumlah ilmuwan lain mengadakan konferensi musim panas yang dikenal sebagai Dartmouth Summer Research Project on Artificial Intelligence. Konferensi ini menjadi pilar lahirnya AI sebagai disiplin ilmu formal.

Pada dekade-dekade berikutnya, AI mengalami pasang surut. Dari masa euforia dan dukungan dana besar (AI boom) di tahun 1960-an, hingga kemunduran (AI winter) pada 1970-an dan 1980-an karena keterbatasan teknologi dan ekspektasi yang terlalu tinggi.

Namun, pada awal 2000-an, AI kembali berkembang pesat berkat kemajuan komputasi, big data, dan machine learning.

Saat ini, AI tidak hanya menjadi bidang akademik, melainkan juga telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, mulai dari asisten virtual hingga sistem deteksi wajah dan mobil dengan kendali otomatis.

Peran AI dalam Menunjang Pekerjaan Manusia

Setuju maupun tidak, nyatanya kecanggihan AI kian menakjubkan. Namun, tak sedikit yang menganggap bahwa pekerjaan manusia, bahkan untuk yang kompleks sekalipun, akan tergerus oleh AI. 

Hal ini perlahan sudah terbukti, dengan peranan AI yang telah nyata diperbantukan oleh sejumlah sektor. 

Berikut beberapa ulasan seputar peranan AI yang penting untuk kamu ketahui:

1. Teknologi AI di Dunia Bisnis

AI digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen, automasi dalam kegiatan marketing, memprediksi penjualan, hingga mendeteksi penipuan (fraud detection). Banyak startup hingga perusahaan besar mengandalkan AI untuk efisiensi dan inovasi.

2. AI dalam Dunia Kesehatan

Sementara itu, dari dunia kesehatan, AI juga mulai menunjukkan tajinya, sebab ia mampu mendeteksi penyakit lewat gambar rontgen hingga chatbot yang membantu konsultasi awal.

Dalam hal ini, AI tentunya telah berhasil mempercepat diagnosis dan mengurangi beban tenaga medis.

3. AI dalam Kehidupan Pribadi

Pernahkah kamu mengobrol dengan Siri atau Google Assistant? Keduanya adalah contoh AI. Begitu juga ketika kamu mendapatkan playlist musik yang sesuai dengan mood kamu, dan itu merupakan hasil kerja AI.

4. Transportasi

Mobil tanpa pengemudi (autonomous vehicles) adalah hasil dari kemajuan AI. Selain itu, AI juga digunakan untuk mengatur lalu lintas, memprediksi rute tercepat, dan meningkatkan keamanan transportasi umum.

5. Keuangan

Di dunia perbankan dan investasi, AI digunakan untuk mendeteksi penipuan, memberikan rekomendasi investasi, dan melakukan trading otomatis berdasarkan analisis pasar real-time.

Manfaat Penerapan AI

Meski memiliki dua sisi yang terus jadi pro kontra, jika membahas AI dari tujuannya dikembangkan, tentu sang pencipta AI berharap temuannya mampu menebar manfaat bagi siapa saja yang menggunakannya.

Dan benar saja, sekarang ini kita telah melihat manfaat nyata AI dalam penerapannya pada kehidupan modern, antara lain:

1. Mampu Bekerja Tanpa Lelah (24/7)

AI tidak membutuhkan istirahat seperti manusia. Sistem berbasis AI bisa beroperasi terus-menerus sepanjang hari tanpa penurunan performa.

Hal ini menjadikannya sangat ideal untuk pekerjaan yang memerlukan pemantauan tanpa henti, seperti sistem keamanan siber atau layanan pelanggan otomatis (chatbot, voicebot).

2. Meningkatkan Produktivitas

Dengan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas berulang secara cepat dan konsisten, AI jelas mampu meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

AI memudahkan perusahaan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dalam waktu lebih singkat.

3. Mampu Memproses Data dalam Skala Besar

Salah satu keunggulan AI adalah kemampuannya menganalisis data dalam jumlah besar dan kompleks dengan kecepatan tinggi. 

Ini sangat bermanfaat dalam bidang seperti riset medis, pengolahan data cuaca, analitik bisnis, dan berbagai aplikasi big data lainnya.

4. Minim Kesalahan (Jika Dikonfigurasi dengan Benar)

Berbeda dari manusia yang rentan terhadap kelelahan atau kesalahan, sistem AI bisa bekerja dengan tingkat presisi tinggi sesuai pengaturan awalnya.

Inilah sebabnya, AI sering digunakan dalam tugas yang memerlukan akurasi maksimal, seperti diagnosis medis berbasis gambar atau perhitungan dalam teknik dan konstruksi.

5. Selalu Konsisten dan Objektif

AI tidak terpengaruh oleh emosi, mood, atau bias personal. Selama data input yang diberikan bersifat netral dan lengkap, AI akan mengonversinya menjadi keputusan yang konsisten dan objektif. 

Kekurangan AI

Meski hadir membawa sejumlah kelebihan yang sangat menakjubkan, AI masih tidak lepas dari kekurangan, sehingga masih jadi bahan pertimbangan bagi yang menunda menggunakannya. Lantas, apa saja kekurangannya?

  1. Tidak Memiliki Empati atau Emosi
    Sementara ketiadaan perasaan yang dimiliki, AI tidak bisa merasakan atau memahami emosi manusia. Dalam konteks layanan publik, seperti perawatan kesehatan atau customer service, hal ini bisa menjadi keterbatasan besar karena tidak semua masalah bisa diselesaikan secara logis tanpa pendekatan manusiawi. Sejauh ini, tak sedikit pengguna yang menganggap kualitas AI dalam menanggapi masalah terkesan template dan kurang solutif.
  2. Biaya Pengembangan dan Maintenance Tinggi
    Untuk membangun sistem AI yang efektif dan aman, diperlukan investasi besar, mulai dari infrastruktur hingga pelatihan model AI. Selain itu, AI juga butuh pemeliharaan dan pembaruan berkala agar tetap relevan dan tidak “usang.”
  3. Mengancam Pekerjaan Tertentu
    Karena AI mampu mengautomasi tugas-tugas rutin yang sebelumnya dilakukan manusia, teknologi ini berpotensi mengurangi lapangan kerja di beberapa sektor. Ini memunculkan tantangan baru dalam hal ketenagakerjaan dan pelatihan ulang (reskilling).
  4. Bergantung pada Data yang Diberikan
    AI bukan makhluk berpikir bebas. Ia hanya “secerdas” data yang digunakan untuk melatihnya. Jika data yang digunakan kurang tepat, bias, atau terbatas, hasil yang diberikan AI juga bisa menyesatkan atau tidak akurat. 
  5. Risiko Etika dan Privasi
    Penggunaan AI dalam pengawasan, pengenalan wajah, atau analisis perilaku bisa memicu masalah privasi. Tanpa regulasi yang jelas, AI berisiko disalahgunakan untuk hal-hal yang merugikan masyarakat.

Sudah Mulai Mengenal Artificial Intelligence?

AI adalah teknologi mutakhir yang memiliki dua sisi, layaknya pisau bermata dua. Jika kita mampu memanfaatkannya dengan baik, AI bisa menunjukkan manfaat nyata bagi aktivitas dan pekerjaan manusia.

Begitu pun sebaliknya, jika kita kurang bijak menggunakannya, keberadaan AI jelas akan menyesatkan dan merugikan, sekaligus menggusur posisi yang semula menjadi tugas yang dikerjakan manusia.

Sebagai pengguna, sudah sepantasnya kita, mau tidak mau, menerima keberadaan AI. Alih-alih harus takut akan keberadaan AI, alangkah lebih baik jika kita bisa menguasainya, sehingga kita bisa mendapatkan semua manfaat yang dimiliki. Jadi, apakah sekarang Sahabat Qwords sudah mengenal apa itu AI?

Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.
Halo Sahabat Qwords, Perkembangan Artificial Intelligence (AI) saat ini tidak hanya berdampak pada industri teknologi besar, tapi juga mulai dirasakan oleh pemilik bisnis, startup,...
Rendy Maulana Akbar Rendy Maulana Akbar
1 min read
Halo Sahabat Qwords, Perkenalkan saya Rendy Maulana Akbar, CEO Qwords.com. Setelah hampir 20 tahun kami membersamai pertumbuhan digital Indonesia, saya ingin membagikan panduan ringkas...
Rendy Maulana Akbar Rendy Maulana Akbar
1 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *