A/B testing adalah salah satu metode terbaik untuk meningkatkan konversi dan pengalaman pengguna di website.
Dengan cara ini, sahabat dapat membandingkan dua atau lebih versi website untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan tertentu.
Amazon pernah menggunakan AB testing untuk menguji berbagai varian dari halaman produknya, termasuk gambar produk, judul, dan deskripsi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara melakukan A/B testing website dengan detail dan contoh nyata.
Mari kita mulai!
Apa Itu A/B Testing?
A/B testing, juga dikenal sebagai split testing, adalah proses menguji dua versi berbeda dari elemen website, bisa halaman, tombol, atau form dengan membagi pengunjung menjadi dua kelompok.
Satu kelompok pengunjung website melihat versi A dan kelompok lainnya melihat versi B.
Hasil dari masing-masing versi testing kemudian dibandingkan untuk menentukan mana yang lebih baik dalam mencapai tujuan, seperti sesion duration, peningkatan konversi dan skor bounce rate.
Jadi, A/B testing ditentukan berdasarkan data, bukan dari segi tampilan saja.
Tujuan A/B Testing
Tujuan utama A/B testing adalah untuk membantu pengambilan keputusan berbasis data.
Dengan menguji dua varian yang berbeda secara paralel, Anda dapat mengidentifikasi elemen yang lebih efektif untuk mencapai tujuan bisnis.
Data dari A/B testing bersifat objektif sehingga dapat menjadi alasan valid dalam mengambil keputusan.
Cara Melakukan A/B Testing
1. Prioritaskan Halaman Potensial
Website terdiri dari banyak halaman, mulai halaman utama, landing page produk, halaman promosi, sampai halaman tentang perusahaan.
Nah, halaman mana yang harus Anda uji terlebih dahulu?
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan halaman website mana yang perlu diprioritaskan terutama potensi revenue, trafik, dan perbaikan halaman.
- Revenue
Anda bisa memprioritaskan halaman website yang berpotensi menyumbang revenue lebih tinggi seperti halaman produk dan jasa.
- Trafik
Utamakan halaman website dengan trafik lebih tinggi untuk diuji. Dengan begitu, leads atau potensi conversion yang didapat juga lebih besar.
- Perbaikan
Lakukan A/B testing untuk mengecek dan menguji perbaikan apa yang bisa Anda terapkan. Misal, di halaman checkout ada banyak pengunjung yang kesulitan melakukan checkout, Anda bisa memperbaikinya terlebih dahulu.
2. Pilih Elemen yang Perlu Diuji
Ada beberapa elemen yang bisa Anda uji dengan A/B testing, seperti:
- Logo
- Banner
- Penempatan iklan
- Tombol
- Konten
- Footer
- Layout halaman
- Widget
- Call-to-Action
Contohnya Anda menggunakan dua gambar berbeda untuk mencari tahu Call-To-Action mana yang lebih efektif untuk mengajak pengunjung mendaftar di website.
Anda bisa menjalankan A/B testing untuk memilih gambar dan melihat versi mana yang mampu meningkatkan conversion rate lebih tinggi lagi.
3. Gunakan Tools A/B Testing
Dengan A/B testing tool, Anda bisa menjalankan A/B testing dengan lebih mudah.
Jika Anda menggunakan WordPress, ada beberapa plugin A/B testing yang bisa Anda gunakan:
- VWO
- Google Optimize by MonsterInsights
- OptinMonster
- Nelio A/B Testing
- Split Test for Elementor
- Convert
Berapa lama harus menjalankan sebuah A/B testing? Tidak ada jawaban pasti, A/B testing merupakan upaya yang dilakukan sebelum melakukan perubahan apapun pada website.
Dengan A/B testing, Anda bisa membuat keputusan berdasarkan data yang valid dari trial and error yang Anda lakukan.
Lalu bagaimana langkah-langkah dalam melakukan A/B testing?
Langkah-Langkah Melakukan A/B Testing
Untuk memulai A/B Testing, berikut langkah-langkah urut dari awal sampai akhir:
- Tentukan Tujuan
Sebelum melakukan A/B testing, Anda harus menentukan tujuan yang ingin dicapai. Apakah ingin meningkatkan konversi, mengurangi bounce rate, atau memperbaiki pengalaman pengguna? - Pilih Elemen yang Perlu Diuji
Pilih elemen yang paling penting untuk diuji. Contohnya, Anda bisa memilih tombol Daftar Sekarang dengan warna merah atau biru. - Buat Versi A dan Versi B
Buat dua versi berbeda dari elemen yang diuji. Contohnya, versi A menggunakan tombol “Daftar Sekarang” dengan warna merah, sedangkan versi B menggunakan tombol “Daftar Sekarang” dengan warna biru. - Gunakan Alat A/B Testing
Gunakan alat A/B testing untuk membagi pengunjung menjadi dua kelompok. Satu kelompok melihat versi A dan kelompok lainnya melihat versi B. - Kumpulkan Data
Kumpulkan data dari kedua kelompok selama periode pengujian. Data yang dikumpulkan bisa berupa konversi, bounce rate, waktu pengunjung, dan lain-lain. - Bandingkan Hasil
Bandingkan hasil dari kedua kelompok untuk menentukan mana yang lebih baik dalam mencapai tujuan. - Ambil Keputusan
Ambil keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Jika versi A lebih baik, maka Anda bisa mengimplementasikan versi A ke website Anda.
Jika semua langkah sudah Anda lakukan, mungkin ada beberapa tantangan yang bisa menjadi hambatan saat melakukan A/B Testing.
Tantangan dalam A/B Testing
Ada beberapa tantangan A/B Testing yang perlu dipertimbangkan:
- Menentukan Elemen yang Perlu Diuji
Salah satu tantangan dalam A/B testing adalah menentukan elemen yang perlu diuji. Anda harus memilih elemen yang paling penting dan relevan dengan tujuan. - Ukuran Sampel
Ukuran sampel juga menjadi tantangan dalam A/B testing. Anda harus memastikan bahwa ukuran sampel cukup besar untuk mengumpulkan data yang valid. - Waktu Pengujian
Waktu pengujian juga menjadi tantangan dalam A/B testing. Anda harus memastikan bahwa waktu pengujian cukup lama untuk mengumpulkan data yang signifikan. - Pengolahan Data
Pengelolaan hasil juga menjadi tantangan dalam A/B testing. Anda harus memastikan bahwa hasil yang dikumpulkan dapat diolah dengan benar dan digunakan untuk membuat keputusan yang tepat.
Contoh A/B Testing
Contoh A/B testing yang paling sederhana adalah menguji tombol “Daftar Sekarang” dengan warna merah dan tombol “Daftar Sekarang” dengan warna biru.
Dalam contoh ini, versi A menggunakan tombol “Daftar Sekarang” dengan warna merah, sedangkan versi B menggunakan tombol “Daftar Sekarang” dengan warna biru.
Dari kedua warna tersebut, kita bisa tahu warna mana yang paling sesuai dan mendatangkan konversi paling bagus.
Kesimpulan
A/B testing adalah salah satu metode terbaik untuk meningkatkan konversi dan pengalaman pengguna di website.
Dengan cara ini, Anda dapat membandingkan dua atau lebih versi website untuk menentukan mana yang lebih efektif dalam mencapai tujuan tertentu.
Dengan menggunakan tools A/B testing yang tepat dan mengikuti langkah-langkah yang benar, Anda dapat membuat keputusan yang berbasis data dan meningkatkan kualitas konversi website.
Jangan lupa gunakan layanan hosting yang handal seperti Qwords.com agar A/B testing bisa berjalan dengan lancar.
Jadi, jangan ragu untuk melakukan A/B testing pada website, dengan demikian Anda bisa meningkatkan konversi dan pengalaman pengguna, serta membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data yang valid.