5 Contoh Portofolio Arsitektur Profesional dan Keren

5 min read

Memiliki portofolio arsitektur yang merepresentasikan pengalaman yang dipunya berikut dengan visual proyek yang berhasil dikerjakan makin penting saat ini.

Nah, kalau kamu sedang mencari inspirasi bagaimana menyusun contoh portofolio arsitektur yang profesional dan menarik, baik untuk posisi magang, drafter desain, hingga arsitek senior, artikel ini akan membantumu mendapatkan inspirasi itu. 

Berikut ini 5 contoh portofolio arsitektur profesional dan keren dari berbagai level, dilengkapi dengan alamat portofolio atau website sebagai referensi nyata.

Yuk langsung kita ulas!

1. Level Pemula atau Magang: Laily Sholikhah

contoh portofolio arsitektur
Level Pemula atau Magang: Laily Sholikhah

Portofolio Arsitektur pertama yang akan kita bahas adalah portofolio milik oleh Laily Sholikhah di Scribd.

Menjadi portofolio yang bisa kamu jadikan inspirasi untuk membuat portofolio atau merapikan portofolio yang kamu miliki saat ini. Lailu, punya tampilan portfolio yang simple, tapi sesuai dengan hal-hal yang ingin dia tampilan sebagai arsitek pemula.

Contoh ini cocok dijadikan contoh portofolio magang arsitektur atau mahasiswa arsitektur yang baru memulai, karena memiliki sejumlah faktor berikut ini.

  • Menampilkan proyek kampus dengan menampilkan sketsa hingga tugas studio, misalnya “Florest House” atau “Movable House”
  • Format digital berpa PDF yang bisa diunduh atau diakses secara online sehingga lebih fleksibel
  • Struktur portofolio cukup lengkap, sebab menampilkan data pendidikan, organisasi, perangkat lunak yang dikuasai, hingga karya desain yang sudah pernah dikerjakan

Dari portofolio arstitek level pemula atau pemagang milik Laily, kamu bisa mengambil sejumlah insight berikut ini.

  • Sisipkan proyek kampus atau tugas sebagai portofolio magang arsitektur, karena hal ini cocok ketika kamu belum punya banyak pengalaman profesional
  • Buat juga segmen atau bagian “tentang saya”, “keahlian”, dan “kontak” jelas agar pembaca portofolio atau calon klienmu bisa membaca latar belakang dan kontak untuk menghubungimu
  • Meski belum punya banyak klien, tunjukkan proses sketsa awal, konsep, hingga hasil akhir yang sudah pernah kamu kerjakan, meski masih berupa tugas atau proyek kecil saat kuliah

2. Level Pemula Menengah: Dimas Alvin Christanto

contoh portofolio arsitektur
Level Pemula Menengah: Dimas Alvin Christanto

Portofolio online milik Dimas Alvin C adalah portofolio aristektur berikutnya yang bisa kamu jadikan referensi untuk menggembangakn portofolio arsitekmu di level pemula menengah.

Portofolio yang bisa kamu akses di Behance ini punya sejumlah kelebihan yang bisa kamu jadikan inspirasi untuk mengembangkan portofoliomu sendiri.

Portofolio desain arsitektur milik Dimas ini juga terasa lebih maju dari mahasiswa biasanya, karena sejumlah hal berikut ini

  • Dimas menampilkan visual render, interior atau exterior, karya 3D, hingga sketsa konsep yang pernah dia tangani taau hasilkan
  • Platform berbasis website atau behance yang mudah diakses yang Dimas pakai juga cocok jadikan contoh medium website portofolio arsitektur bagi kamu yang ingin membuat halaman online supaya lebih fleksibel

Apa yang bisa kamu terapkan setelah mengamati portofolio online milik Dimas

  • Gunakan platform seperti Behance atau website sendiri agar portofolio kamu bisa dilihat publik secara online
  • Tampilkan visual kuat, mulai dari gambarnya yang bukan sekadar denah, tetapi juga render atau visualisasi supaya wow factor-nya semakin meningkat
  • Sertakan juga sedikit narasi atau keterangan proyek berupa jenis proyek, software yang digunakan, hingga konsep desain

3. Level Menengah: Firma Profesional Emporio Architect

contoh portofolio arsitektur
Level Menengah: Firma Profesional Emporio Architect

Contoh portofolio arsitektur berikutnya datang dari level menengah yang dimiliki oleh Emporio Architect.

Memiliki alamat portofolio online di emporioarchitect.com, membuat Emporio Architect punya rekam jejak profesional yang jelas dna kredibel.

Contoh portofolio arsitek ini cocok dijadikan contoh portofolio arsitektur profesional, terutama firma untuk menjadi inspirasi bagi arsitek atau drafter yang ingin naik level.

Berikut ini sejumlah catatan positif yang bisa kamu terapkan untuk level profesionalmu atau firma dimana kini kamu bernaung.

  • Isi portofolio dengan banyak proyek nyata, mulaid ari rumah tinggal, villa, desain interior, hingga konstruksi hasil layaknya milik Emporio Architect
  • Maksimalkan fungsi dan peran website untuk menampilkan kategori proyek, banyak visual, dan navigasi yang baik

Apa yang bisa kamu pelajari dari portofolio milik Emporio Architect? Berikut ini daftarnya!

  • Jika kamu sudah memiliki beberapa proyek nyata mulai dari klien perseorangan atau kerjasama kontrak, tampilkan pengalaman itu dengan kategori residential, commercial atau interior
  • Pastikan website kamu bukan hanya PDF, agar bisa dilihat klien dengan mudah, fleksibel, dan kredibel
  • Tambahkan testimonial, hasil proyek, atau progress pembangunan pada portofoliomu bila memungkinkan

4. Level Drafter atau Teknis: Koleksi Contoh Web Portfolio untuk Arsitek

contoh portofolio arsitektur
Level Drafter atau Teknis: Koleksi Contoh Web Portfolio untuk Arsitek

Contoh portofolio arsitektur berikutnya adalah sejumlah koleksi web portofolio yang bisa kamu akses di Portfoliobox dengan alamat laman portfoliobox.com.

Meskipun bukan satu individu atau perorangan yang berasla dari Indonesia, tapi halaman ini menunjukkan banyak contoh website portofolio arsitektur yang sangat kuat pada aspek teknis dan visual.

Keunggulan spesifik itulah yang bisa kamu jadikan contoh nyata bahwa pada level yang lebih tinggi, yaitu level drafter atau teknik sebagai arsitek portofolio yang kamu butuhkan ada pada sejumlah web portofolio tersebut.

Promo

Sejumlah portofolio itu juga bisa kamu jadikan sebagai contoh portofolio drafter arsitektur yang fokus pada gambar kerja, detail teknis, serta visualisasi.

Banyaknya template atau website yang menunjukkan detail gambar kerja, potongan, denah, hingga render project mereka adalah insight atau inspirasi utama yang bisa kamu ambil ketika mengunjungi laman portfoliobox.com.

Tips untuk kamu yang ingin membangun portofolio dan sudah ada di level drafter arsitektur, yaitu

  • Tampilkan gambar kerja (AutoCAD, Revit), denah atau potongan, bahkan detail konstruksi yang pernah kamu kerjakan, karena hal itu bisa menunjukkan keahlian teknismu
  • Kalau kamu ingin membuat website portofolio sendiri, gunakan struktur yang menampilkan bagian teknis dan visualisasi akhir yang jelas, serta menarik
  • Nama domain yang profesional atau platform berbasis website bisa meningkatkan kredibilitasmu sebagai arsitek yang sudah next level

5. Level Profesional Senior: Irianto Purnama Hadi

contoh portofolio arsitektur
Level Profesional Senior: Irianto Purnama Hadi

Contoh portofolio arsitektur ini mewakili bagaimana portofolio arsitek senior yang seharusnya jadi sumber inspirasimu, sebab

  • Memiliki domain website sendiri (misalnya namadesainer.com)
  • Menampilkan perjalanan karier (pendidikan, pengalaman biro, pelayanan dalam organisasi)
  • Menampilkan proyek besar (berskala, real-built) serta klien atau organisasi yang signifikan
  • Menampilkan dokumentasi proyek (foto, lokasi, status “terbangun”)
  • Menampilkan spesialisasi desain (gaya, pendekatan yang membedakan)

Dalam portofolio Irianto juga terlihat sejumlah hal yang nantinya bisa kamu adaptasi juga untuk ditambahkan dalam portofoliomu sendiri

  • Ia menyelesaikan S1 Arsitektur di Universitas Indonesia tahun 1987 atau latar belakang pendidikan
  • Ia memulai biro sendiri (Antara Architects) tahun 2001 atau pengalaman karir
  • Proyek realnya seperti “SS Residence” (Gading Serpong) status terbangun yang termasuk dalam proyek-proyek yang pernah ditangani
  • Pengakuan penghargaan internasional seperti pameran di The Hague (Young Indonesia Architects) tahun 1999
  • Gaya atau keahlian yang disebutkan, mulai dari “American, particularly Classical American” pada Mukura Ceramics kolaborasi

Tips untuk Kamu yang Ingin Mengembangkan Portofolio Artisitekturmu Sendiri

Berikut langkah-praktis yang bisa kamu ambil berdasarkan kerangka dan 5 contoh portofolio arsitektur di atas:

1. Buat website portofolio dengan nama domain sendiri

Misalnya, namakamu.com atau namakamu.arch atau namakamu.design, karena nama domain website itu akan menunjukkan profesionalisme dan jadi faktor untuk mudah diingat.

2. Sertakan proyek unggulan

Pada tiap proyek tampilkan judul proyek, klien atau organisasi (jika boleh disebut), tahun, status (terbangun atau pembangunan), lokasi, foto, dan peran kamu (lead arsitek, co designer, konsep dan eksekusi). Hal itu sesuai dengan apa yang Irianto lakukan dengan menyebutkan proyek SS Residence, Swiss Embassy, dan lainnya.

3. Tampilan web yang responsif, cepat, dan navigasi sederhana

Untuk level senior, idealnya website bukan hanya digunakan sebagai “gallery” tapi presentasi yang mulus. Mulai dari menampilkan kategori layanan, filter proyek, loading cepat, mobile friendly, dna tentu saja penawaran keahlian khususmu.

4. Tambahkan bagian “About Me”, layanan, kontak (dan mungkin blog)

About Me menampilkan latar belakang pendidikan, pengalaman biro, penghargaan, asosiasi profesi, sebagai contoh apa yang dilakukan Irianto dengan aktif di organisasi arsitek.

“Layanan” bisa menjelaskan spesialisasi desain kamu, misalnya rumah tinggal mewah, komersial, atau konservasi.

Jangan lupa untuk memaksimalkan Blog atau artikel kecil tentang arsitektur, karena bisa memperkuat authority dan memberi kesempatan SEO untuk meningkarkan peforma websitemu.

Portofolio Arsitektur Mana yang Jadi Inspirasi Utamamu?

Sahabat Qwords, lima contoh portofolio arsitektur di atas memberikan spektrum lengkap dari contoh portofolio arsitektur.

Mulai dari mahasiswa atau pemagang, drafter teknis, hingga arsitek profesional, semuanya memberi kesan tampilan portofolio online yang berbeda. 

Beberapa poin kunci yang bisa kamu ambil dan jadikan sumber penyegaran untuk membuat portofoliomu sendiri, yaitu

  • Platform online (website atau Behance) sangat penting untuk memamerkan portofolio kamu secara publik
  • Visual yang kuat, mulai dari render, sketsa, hingga desain lengkap yang ditambah narasi atau proses proyek membuat portofoliomu akan jauh lebih menarik
  • Bagi drafter, bagian teknis seperti gambar kerja, denah atau potongan perlu juga ditampilkan agar punya kesan yang sangat relevan
  • Untuk level senior, website portofolio sendiri dengan domain dan brand pribadi adalah keunggulan yang seharusnya sudah disadar jauh-jauh hari

Nah, untuk kamu yang ingin membangun website portofolio sendiri. Qwords jadi pilihan yang tepat untuk membantumu menentukan domain yang cocok untuk brand atau jasa arsitekturmu.

Tinggal cari saja nama domain yang ingin kamu miliki melalui Qwords dan klaim untuk menjalankan jasa arsitekturmu.

Gimana, siap launching portofolio onlinemu sendiri setelah ini?

Yuk komen di kolom komentar!

Promo
Zulfa Naurah Nadzifah
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
DNS (Domain Name System) adalah penerjemah alamat website menjadi alamat IP yang berbentuk angka-angka agar perangkat tahu harus terhubung ke server mana. Kalau DNS...
Almer Ulul Al Bab Almer Ulul Al Bab
4 min read
Apakah Sahabat Qwords sedang mencari portofolio desain grafis orang lain untuk kamu jadikan inspirasi portofolio? Memang saat membuat portofolio sendiri seringkali kita membutuhkan banyak...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
3 min read
Splash page adalah halaman pengantar atau overlay yang biasanya muncul sebelum homepage atau konten utama. Isi kontennya biasanya ringkas, jelas, dan sedikit teks, serta...
Almer Ulul Al Bab Almer Ulul Al Bab
3 min read
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

//