Apa itu Disaster Recovery dalam IT? Ini Cara Membuat + Tipsnya

3 min read

Pernah nggak, Sahabat Qwords, kamu lagi asyik scroll website favorit tiba-tiba halaman error dan loading lama banget? Rasanya langsung ilfeel, kan? Nah, hal yang sama bisa terjadi pada sebuah bisnis kalau mereka tidak punya Disaster Recovery (DR) yang solid.

Di era serba digital seperti sekarang, sistem IT itu ibarat “denyut nadi” perusahaan. Begitu ada masalah entah server mati, cyber-attack, atau bahkan human error, semuanya bisa berhenti seketika.

Inilah kenapa konsep Disaster Recovery sangat penting, terutama buat kamu yang ingin memahami bagaimana perusahaan modern menjaga stabilitas sistemnya.

Yuk, kita bahas artikel ini bersama-sama!

Apa Itu Disaster Recovery dalam IT?

Disaster Recovery adalah rencana dan strategi untuk memulihkan sistem, data, software, dan infrastruktur IT setelah terkena gangguan atau bencana. 

Bencana di sini bukan cuma banjir atau gempa, ya. Dalam dunia IT, “disaster” bisa berupa:

  • Server down mendadak
  • Ransomware atau malware menyerang
  • Listrik data center mati
  • Jaringan internet bermasalah
  • Salah konfigurasi saat deploy 

Dengan adanya disaster recovery plan, bisnis bisa tetap berjalan normal meskipun insiden terjadi. 

Bisa dibilang, Disaster Recovery (DR) itu seperti power bank yang kamu bawa saat traveling penyelamat saat baterai kehidupan digital hampir habis.

Kenapa Disaster Recovery Penting?

Sahabat Qwords, dunia digital tidak hanya butuh inovasi, tapi juga resilience.

Tanpa Disaster Recovery (DR), sebuah perusahaan berisiko mengalami:

  • Downtime panjang yang bikin pelanggan kabur
  • Kehilangan data penting, termasuk data transaksi
  • Kerugian finansial yang jumlahnya bisa ratusan juta
  • Reputasi buruk, karena pengguna menganggap layanan tidak andal

Bayangkan kamu sedang menjalankan bisnis e-commerce. Saat big sale, tiba-tiba server down. 

Bayangkan, jika tanpa Disaster Recovery (DR), bukan hanya traffic yag hilang kepercayaan pelanggan juga ikut melayang.

Komponen Penting dalam Disaster Recovery

Sebelum membuat rencananya, yuk pahami dulu komponen inti Disaster Recovery (DR) yang wajib kamu kenal:

1. Recovery Time Objective (RTO)

Berapa lama sistem boleh berhenti sebelum dianggap “gawat”? RTO menentukan batas waktu maksimal pemulihan sistem.

2. Recovery Point Objective (RPO)

Berapa banyak data yang boleh hilang? Semakin kecil angka RPO, semakin sering backup harus dilakukan.

3. Backup Strategy

Biasanya terdiri dari:

  • Full Backup
  • Incremental Backup
  • Differential Backup
  • Snapshot otomatis berbasis cloud

4. Infrastruktur Cadangan

Bisa berupa server mirror, failover system, atau cloud Disaster Recovery (DR) yang aktif 24/7.

5. Dokumentasi & SOP

Instruksi detail untuk tim ketika bencana terjadi, DR harus jelas, terstruktur, dan minim ambiguitas.

Contoh Disaster Recovery Plan?

Ada beberapa jenis dari Disaster Recovery Plan yang bisa kamu gunakan, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan spesifik dari suatu perusahaan.

Yuk, kita pelajari bersama-sama!

1. Backup & Restore DRP

Rencana pemulihan yang mengandalkan backup berkala baik berupa file, database, maupun snapshot sistem.

Saat terjadi insiden, data dipulihkan dari backup terakhir. Cocok untuk bisnis kecil hingga menengah.

2. Cold Site DRP

Perusahaan menyiapkan lokasi cadangan (cold site) yang kosong tanpa server aktif namun siap diisi perangkat ketika bencana terjadi.Biayanya murah, tapi waktu pemulihan cukup lama.

3. Warm Site DRP

Mirip cold site, tetapi sudah memiliki sebagian infrastruktur, seperti server dan jaringan yang siap digunakan.
Waktu pemulihan lebih cepat, biaya menengah.

Promo

4. Hot Site DRP

Lokasi cadangan yang sudah berfungsi penuh dan sinkron dengan data center utama.

Sistem bisa otomatis berpindah ketika terjadi gangguan. Paling cepat, namun paling mahal.

5. Cloud-Based Disaster Recovery

Mengandalkan layanan cloud untuk backup, failover, hingga replikasi data secara real-time.
Biaya fleksibel, mudah diatur, dan sangat cocok untuk perusahaan digital.

Cara Membuat Disaster Recovery Plan (DRP)

Nah, Sahabat Qwords, ini bagian paling praktis dan actionable untuk kamu. 

DRP bukan dokumen tebal yang “dipajang” saja. Ia harus hidup, bisa digunakan kapanpun, dan mudah dipahami oleh semua orang di tim.

Berikut langkah-langkahnya:

1. Identifikasi Risiko (Risk Assessment)

Catat potensi ancaman mulai dari cyber-attack, kerusakan hardware, listrik padam, kesalahan konfigurasi, hingga bencana alam.

2. Lakukan Business Impact Analysis (BIA)

Tanyakan hal ini:

  • Kalau sistem A down, apa dampaknya ke bisnis?
  • Berapa biaya downtime per jam?
  • Proses apa yang paling kritis?

Sahabat Qwords pasti sudah tahu, kalau data driven decision adalah segalanya!

3. Tentukan Prioritas Sistem

Tidak semua sistem harus dipulihkan duluan. Mana yang paling penting?

  • Database?
  • Server API?
  • Website utama?
  • Payment gateway?

Urutkan berdasarkan criticality level!

4. Buat Strategi Backup & Restore

Pilih metode backup yang sesuai:

  • Backup harian
  • Snapshot setiap 5–10 menit
  • Cloud replication
  • Geo-redundant backup

Backup yang baik bukan hanya ada, tapi bisa dipakai saat keadaan darurat.

5. Siapkan Infrastruktur Cadangan

Ini bisa berupa:

  • Cloud Disaster Recovery
  • Server failover otomatis
  • Data center cadangan
  • Container-based system yang mudah di deploy ulang

Pilihan modern biasanya menggunakan cloud karena scalable, fleksibel, dan cepat.

6. Susun SOP Pemulihan yang Jelas

Buat panduan seperti:

  • Siapa yang bertanggung jawab?
  • Apa langkah pertama?
  • Bagaimana proses restore?
  • Bagaimana komunikasi internal & eksternal?

Dokumen harus ringkas, jelas, dan mudah dieksekusi bahkan dalam kondisi panik.

7. Lakukan Testing Secara Berkala

Tanpa testing ibarat punya payung tapi tidak pernah dibuka. Kamu nggak tahu berfungsi atau tidak.  Minimal tes 2–4 kali per tahun.

Tips Disaster Recovery yang keren untuk kamu!

Sahabat Qwords, ini rekomendasi biar Disaster Recovery (DR) kamu lebih modern, effortless, dan tetap efektif:

  • Gunakan cloud untuk backup otomatis lebih aman dan tidak repot.
  • Terapkan enkripsi dan Multi-Factor Authentication.
  • Pastikan semua backup punya label dan versioning yang rapi.
  • Buat SOP singkat 1–2 halaman untuk emergency situation.
  • Review strategi backup setiap kali ada update teknologi.
  • Simulasikan skenario disaster dengan seluruh tim.

Ini Saatnya Untuk Kamu Take Action!

Disaster Recovery bukan hal teknis yang rumit ia adalah fondasi utama untuk menjaga bisnis tetap berjalan meski dalam kondisi terburuk.

Dengan memahami konsepnya, menyusun langkah-langkah DRP, serta menerapkan tips yang modern dan relevan, kamu bisa memastikan perusahaan tetap tangguh, efisien, dan baik untuk masa depan.

Sahabat Qwords, ingat bahwa kesiapan adalah kunci. Semakin matang kamu merencanakan Disaster Recovery Plan, semakin siap bisnismu menghadapi tantangan digital apa pun di masa depan. 

Jadi, yuk mulai siapkan DRP yang solid dari sekarang!

Promo
Shakila Zahra Previa
Shakila Zahra Previa I'm Shakila, a Content Writer & Copywriter specializing in creating impactful, reader-friendly content that helps brands communicate with clarity and purpose.
Shakila Zahra Previa I'm Shakila, a Content Writer & Copywriter specializing in creating impactful, reader-friendly content that helps brands communicate with clarity and purpose.
Menunjukkan identitas global melalui situs milik Sahabat Qwords atau website yang sedang kamu kelola bisa dilakukan dengan memilih nama domain yang tepat. Dan adanya...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
3 min read
Apakah Sahabat Qwords sedang mencar domain yang cocok untuk situs bisnis kopimu? Kalau biasanya ekstensi .com yang paling banyak digunakan untuk segala macam jenis...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
3 min read
Nama domain .com dan .co.id sudah sangat familier digunakan pemilik website di Indonesia. Namun, sudahkah Sahabat Qwords memahami perbedaan antara keduanya? Perbedaan domain .com...
Qonita Qonita
4 min read
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

//