SSL adalah kepanjangan dari Secure Socket Layer, sebuah komponen website yang menciptakan koneksi terenkripsi antara server dengan browser.
Keberadaannya sangat penting karena bisa berdampak pada banyak hal, terutama keamanan. Sampai akhrinya, browser akan menandai situs dengan predikat “Not Secure” jika tidak memiliki SSL.
Bagi pengelola website, tentu SSL sudah bukan istilah asing lagi bagi mereka. Namun untuk pemula, mereka butuh penjelasan yang lebih lengkap agar dapat memahami apa itu SSL dan fungsi serta manfaatnya pada website, juga bagi pengelola dan pengunjung yang mengaksesnya.
Nah, artikel ini akan menjelaskan kepadamu secara lengkap mengenai SSL, mulai dari definisi, fungsi, jenis, dan cara mendapatkan SSL. Baca artikel ini hingga akhir, ya, Sahabat Qwords!
Apa Itu SSL/TLS?
Secure Socket Layer atau SSL adalah protokol keamanan yang mengenkripsi pertukaran data yang dilakukan server dan browser.
SSL juga memiliki sebutan lain, yakni TLS. Jadi, SSL dan TLS adalah protokol yang tugasnya sama, dan merupakan versi terbaru dari SSL.
Penggunaan SSL bersifat wajib karena mampu memengaruhi berbagai hal, termasuk branding, kredibilitas, dan keamanan di mata audiens.
Jika kamu ingin mengidentifikasi kepemilikan SSL pada suatu website, lihatlah URL situs tersebut. Jika sudah HTTPS, maka SSL sudah tersemat di dalamnya.
Sementara itu, jika masih HTTP, kamu wajib berhati-hati dan jangan mau memasukkan informasi pribadimu, sebab ada potensi besar datamu akan dicuri oleh pihak ketiga yang berniat jahat.
Kalau penasaran, kamu juga bisa, lo, mempelajari perbedaan HTTP dan HTTPS!
Fungsi SSL/TLS
Berikut ini beberapa fungsi SSL yang wajib kamu pahami, terutama jika kamu sedang mengelola website atau toko online:
1. Melindungi Data Pengguna
Fungsi paling utama dari SSL adalah mengenkripsi data. Artinya, setiap informasi yang dikirimkan oleh pengguna ke website akan diacak, sehingga tidak bisa dibaca oleh hacker.
Bayangkan kamu sedang login ke akun bank online. Tanpa SSL, data username dan password kamu bisa saja dicegat di tengah jalan.
Tapi dengan SSL, data itu dienkripsi jadi semacam kode rahasia dan hanya server yang punya kunci yang mampu membukanya.
2. Meningkatkan Kepercayaan Pengunjung
Kalau kamu pernah membuka website dan melihat tulisan “Not Secure” di pojok kiri atas browser, pengunjung bisa saja pergi meninggalkan situsmu.
Nah, SSL akan mengatasi masalah tersebut dengan menyediakan enkripsi, plus membuat browser memberikan keterangan Connection is secure atau menampilkan ikon gembok.
Tapi jangan mengira ini cuma simbol atau ikon sederhana, karena ini bisa jadi bukti bahwa data pengunjung kamu dijaga dengan baik.
Kalau kamu punya toko online, hal ini penting sangat penting untuk membangun kepercayaan pelanggan. Kamu sendiri pasti tidak ingin, kan, toko online-mu dianggap tidak aman?
3. Meningkatkan Peringkat SEO
Mesin pencari seperti Google lebih suka website yang pakai HTTPS (sudah memiliki SSL).
Sejak beberapa tahun lalu, Google menyatakan bahwa HTTPS jadi salah satu faktor peringkat di hasil pencarian, meski dampaknya tidak yang signifikan tapi tetaplah penting. Kamu bisa membaca dokumentasi lengkapnya di sini.
Jadi kalau kamu ingin situsmu berpeluang besar untuk muncul di Google, memasang SSL bisa jadi langkah awal yang bisa kamu lakukan.
4. Menghindari Peringatan Browser
Browser modern seperti Google Chrome, Mozilla Firefox, atau Microsoft Edge sekarang sudah sangat peduli soal keamanan.
Mereka akan memberi peringatan jika pengguna membuka situs HTTP (yang belum pakai SSL), seperti: “Your connection is not secure”.
Hal ini jelas membuat pengguna, khususnya pemula, akan merasa was-was. Padahal kamu sudah menyiapkan konten sedemikian rupa untuk mereka. Tapi karena ketidaaan SSL, peluang untuk menjangkau mereka menjadi sia-sia.
Jadi, kalau ingin pengunjungmu merasa nyaman dan betah, pastikan website kamu sudah HTTPS, ya!
5. Melindungi Transaksi dan Formulir Online
SSL sangat penting kalau di website kamu menampilkan formulir kontak, halaman login, sistem pembayaran, atau form pendaftaran.
Dengan SSL, semua data yang diisi oleh pengguna akan diamankan. Ini membuat website kamu lebih profesional dan terpercaya, apalagi kalau kamu menjalankan bisnis atau platform yang butuh data sensitif dari pengguna.
Cara Kerja SSL
Secara sederhana, SSL bekerja dengan cara mengenkripsi data yang dikirim antara browser dan server, sehingga hanya kedua pihak tersebut yang bisa membaca isi data.
Saat pengguna mengakses situs HTTPS, browser dan server akan melakukan proses yang disebut SSL handshake untuk membentuk koneksi aman.
Setelah koneksi ini terbentuk, semua data (informasi login, transaksi, atau data pribadi) akan dikirim dalam bentuk yang telah terenkripsi, sehingga tidak bisa dibaca atau dicuri oleh pihak ketiga yang tidak berwenang.
Saat data sampai di tujuan (server maupun browser), maka akan data akan dibuka kembali menggunakan kunci yang sama agar bisa dibaca secara normal.
Selanjutnya, kami akan mengulas tipe-tipe SSL yang ternyata cukup beragam, lo, Sahabat Qwords! Langsung saja, berikut ini penjelasan lengkapnya.
Jenis-Jenis SSL
Setiap website punya kebutuhan yang berbeda, begitu juga soal sertifikat SSL. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami jenis-jenis SSL sebelum memutuskan untuk menggunakannya.
Secara umum, SSL dibedakan berdasarkan tingkat validasi, jumlah domain yang dilindungi, dan tujuan penggunaannya.
Nah, berikut ini adalah tiga jenis utama sertifikat SSL berdasarkan tingkat validasi yang perlu kamu ketahui:
A. Berdasarkan Validasi
Tingkat validasi melibatkan sejauh mana sertifikat SSL memverifikasi identitas pemilik website.
Semakin tinggi tingkat validasinya, semakin besar kepercayaan pengguna terhadap situs tersebut.
1. SSL Domain Validated (DV)
SSL DV (Domain Validated) adalah jenis SSL dengan proses verifikasi paling sederhana. Untuk mendapatkan sertifikat ini, kamu hanya perlu membuktikan bahwa kamu adalah pemilik sah dari domain yang didaftarkan.
Jenis ini cocok digunakan untuk:
- Website pribadi
- Blog
- Toko online skala kecil
- Landing page bisnis rumahan
Meskipun mudah didapat, SSL DV tetap memberikan enkripsi yang kuat. Namun, sertifikat ini tidak mencantumkan identitas organisasi atau perusahaan.
2. SSL Organization Validated (OV)
Sementara itu, SSL berjenis OV (Organization Validated) adalah jenis sertifikat yang ditujukan untuk organisasi, yayasan, atau lembaga resmi.
Proses verifikasinya melibatkan pemeriksaan legalitas organisasi, termasuk dokumen resmi seperti akta, NPWP, atau izin usaha.
Jenis ini cocok digunakan untuk:
- Website organisasi nirlaba
- Lembaga pendidikan
- Perusahaan menengah
- Instansi pemerintah
3. SSL Extended Validated (EV)
Jenis SSL yang ketiga ada EV (Extended Validation), yang merupakan jenis sertifikat dengan proses verifikasi paling ketat dan tingkat keamanan tertinggi.
Untuk mendapatkan SSL EV, pemilik website harus melalui proses pemeriksaan legal, operasional, dan fisik perusahaan oleh Certifiate of Authority.
Tidak sembarang pihak bisa memilikinya. SSL jenis EV sangat direkomendasikan untuk:
- E-commerce besar
- Perusahaan finansial
- Perbankan online
- Startup skala besar
Karena tampilannya yang profesional dan kredibel, SSL EV sering digunakan untuk website yang mengelola transaksi keuangan.
B. Berdasarkan Jumlah Domain
Jenis ini menunjukkan berapa banyak domain atau subdomain yang bisa dilindungi oleh satu sertifikat SSL. Berikut ulasannya:
1. Single Domain SSL
Jenis ini hanya melindungi satu domain saja, misalnya: www.namadomain.com. Kalau kamu punya subdomain seperti blog.namadomain.com, maka subdomain tersebut tidak otomatis terlindungi dan perlu sertifikat tambahan.
2. Wildcard SSL
Wildcard SSL melindungi satu domain utama beserta semua subdomain-nya secara otomatis, seperti:
- www.namadomain.com
- blog.namadomain.com
- mail.namadomain.com
- Dll, dan semuanya akan terlindungi oleh satu sertifikat yang sama.
3. Multi-Domain SSL (SAN SSL)
Jenis sertifikat Multi-Domain SSL (atau dikenal juga sebagai Subject Alternative Name/SAN SSL) bisa melindungi beberapa domain utama yang berbeda sekaligus, contohnya:
- namadomain.com
- namadomain.net
- domainlain.com
- namadomain.co.id
- Dll
Pro Kontra SSL Gratis vs SSL Berbayar
Ada perdebatan cukup panjang terkait penggunaan SSL terbaik, antara SSL gratisan atau SSL berbayar.
SSL gratis seperti Let’s Encrypt atau Cloudflare banyak dipilih pengguna pemula karena mudah dan tanpa biaya.
Namun, masa aktifnya pendek (hanya 3 bulan) dan tidak ada jaminan keamanan. Di sisi lain, SSL berbayar menawarkan durasi lebih lama, dukungan pelanggan 24 jam, dan bahkan kompensasi jika terjadi kebocoran data.
Karena itu, SSL berbayar lebih cocok untuk website bisnis atau perusahaan yang mengutamakan kredibilitas dan perlindungan ekstra.
Lantas, bagaimana cara mendapatkan dan membeli SSL yang sesuai kebutuhanmu? Berikut penjelasannya.
Cara Beli SSL Certificate
Membeli sertifikat SSL kini sangat praktis. Kamu bisa mendapatkannya melalui situs seperti Qwords.com, dengan pilihan pembayaran yang fleksibel, mulai dari transfer bank, minimarket, virtual account, hingga e-wallet.
Berikut langkah-langkah pembeliannya:
- Kunjungi tautan pembelian SSL Qwords
- Pilih jenis sertifikat SSL sesuai kebutuhan
- Lakukan pemesanan dan login ke akun
- Lanjutkan dengan pembayaran sesuai metode yang diinginkan
- Setelah pembayaran terverifikasi, sertifikat SSL akan siap dipasang di website kamu
Sudah Tahu Apa Itu SSL?
Setelah memahami apa itu SSL, fungsinya, hingga cara mendapatkannya, kini kamu bisa melihat betapa pentingnya sertifikat ini dalam menjaga integritas dan keamanan sebuah website, terutama bagi situs yang melibatkan transaksi, formulir login, atau data pengguna lainnya.
Bayangkan jika kamu mengelola toko online atau platform layanan digital. Tanpa perlindungan SSL, data pelanggan bisa saja disadap oleh pihak tak bertanggung jawab.
Terima kasih sudah membaca hingga akhir. Jika kamu punya pertanyaan seputar SSL atau ingin berbagi pengalaman, jangan ragu tinggalkan komentar.
Semoga artikel ini membantu, dan sampai jumpa di ulasan berikutnya, Sahabat Qwords!