Apa Itu Migrasi Hosting? Pengertian dan Manfaatnya

4 min read

Istilah migrasi hosting mungkin sudah sering terdengar di kalangan praktisi IT dan pengelola website. Tapi untuk Sahabat Qwords yang baru memulai membangun situs atau belajar di dunia digital, istilah ini bisa jadi membingungkan.

Nah, di artikel ini kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu migrasi hosting, alasan, manfaat, dan langkah apa saja yang harus diperhatikan.

Mari simak pembahasannya di bawah ini.

Apa Itu Migrasi Hosting?

Migrasi hosting adalah proses memindahkan seluruh ekosistem website seperti file, database, konfigurasi, dan email dari satu penyedia hosting ke penyedia lain.

Migrasi hosting dapat dilakukan dengan aman dan downtime yang minimal jika memenuhi syarat tertentu, seperti perencanaan yang matang, backup data, dan uji coba menyeluruh terlebih dahulu.

Jenis migrasi yang bisa kamu lakukan antara lain dari shared hosting ke shared hosting lain, dari shared hosting ke VPS atau cloud, dari cloud ke cloud, atau repatriasi balik ke server sendiri dengan alasan khusus.

Alasan Melakukan Migrasi Hosting

Ada beberapa penyebab migrasi hosting yang perlu dicermati:

  • Website terasa berat: Halaman yang lambat, TTFB tinggi, dan throttling resource.
  • Downtime berulang: Downtime yang terus menerus bisa membuat pengunjung berkurang, kenyamanan menurun, dan yang paling krusial, merusak peringkat SEO.
  • Ruang dan bandwidth terlalu sedikit: Bisnis bisa tumbuh dengan pesat tapi storage tidak mencukupi.
  • Keamanan tidak kuat: Server kurang update soal keamanan dan proteksi seadanya atau sering kena malware.
  • CS tidak responsif: Chat lama dijawab dan masalah terus berulang tidak tuntas.
  • Biaya tak sebanding: Pelayanan seadanya, performa biasa saja, tapi biaya lumayan tinggi dan ada opsi alternatif yang lebih murah.

Kalau ada satu atau dua tanda di atas, maka bisa jadi itu alasan untuk migrasi hosting.

Manfaat Migrasi Hosting

Ada beberapa manfaat dari migrasi hosting.

Tetapi, perlu kamu pahami kalau migrasi hosting tidak otomatis membuat situs jadi lebih baik. Itu semua sangat tergantung pada arah migrasi dan eksekusi.

1. Performa Meningkat

Berpindah ke server yang lebih modern dengan teknologi stack yang lebih efisien, atau VPS dengan resource dedicated biasanya bisa memangkas waktu dalam memproses website.

Dampaknya, pengalaman pengguna semakin nyaman, yang juga memengaruhi impresi dan CTR (Click-Through Rate) website.

2. Keamanan Lebih Kuat

Dengan platform yang rutin update, punya firewall berlapis, dan sistem monitoring yang aktif, risiko kebobolan bisa ditekan.

Kalau kamu punya VPS atau cPanel, kamu juga bisa lebih bebas mengatur versi PHP, modul, dan kebijakan keamanan sesuai kebutuhan aplikasi, tapi tetap butuh pengetahuan teknis.

3. Skalabilitas Membaik

Saat trafik naik atau bisnis berkembang, kamu bisa langsung scale up atau scale out tanpa harus migrasi ulang.

Dengan migrasi ke cloud atau VPS, menambah CPU, RAM, atau pakai database bisa membuat website terkelola jauh lebih mudah dan cepat.

4. Kontrol Teknis Lebih Baik

Kalau kamu pakai cPanel, maka proses migrasi akan lebih familiar. Tapi kalau kamu pindah ke VPS non-panel, kamu bisa punya kendali penuh atas web server, PHP-FPM, dan caching, bahkan tuning kernel yang cocok untuk aplikasi yang butuh konfigurasi khusus.

5. Dukungan Teknis Lebih Responsif

Penyedia hosting yang bagus biasanya punya dokumentasi lengkap, support 24/7, dan bahan bantu proses migrasi.

Jadi kamu bisa fokus ke pengembangan produk dan konten, bukan sibuk menyelesaikan masalah teknis setiap minggu.

Cara Menghindari Risiko Migrasi Hosting

Migrasi yang tidak terencana bisa membuat halaman error, email nyasar, atau SEO menurun, tapi semua itu bisa kamu hindari dengan:

  • Simpan semua data lebih dari satu salinan.
  • Catat konfigurasi yang penting, mulai dari versi PHP/MySQL, cron, SMTP, DNS record, sertifikat SSL, integrasi pihak ketiga seperti payment, WA API, dan CDN.
  • Lakukan pengujian di staging lewat modifikasi file host untuk mengakses situs di server baru tanpa mengubah DNS.
  • Lakukan cutover (proses pengalihan DNS ke server baru) saat trafik website sedang rendah dan turunkan TTL agar proses lebih cepat.
  • Rencanakan dari awal apakah email akan dipindah atau tidak. Jangan lupa untuk mengarsipkan atau mengalihkan email ke layanan lain seperti Google Workspace.

Alur Migrasi Hosting

Biar lebih jelas, berikut alur migrasi yang aman dan umum digunakan:

1. Audit aset dan dependensi

Buat daftar domain, subdomain, plugin, integrasi, job scheduler, dan custom code lalu cek versi dan kompatibilitasnya.

2. Buat backup

Di cPanel, kamu bisa gunakan fitur full account backup dan simpan di storage eksternal (lokal atau cloud). Untuk yang tidak punya cPanel atau non-panel, kamu bisa arsipkan folder seperti public_html, wp-content, dan export database via mysqldump atau phpMyAdmin.

Promo

3. Siapkan server tujuan

Ada dua cara:

  1. cPanel di VPS: install template OS misalnya AlmaLinux, buat akun, dan atur password root yang kuat.
  2. non-Panel: pasang stack LEMP/LAMP, PHP-FPM, MariaDB/PostgreSQL, SSL, dan konfigurasi keamanan dasar.

4. Restore dan penyesuaian

Ada dua skenario:

  1. cPanel ke cPanel: restore akun lewat WHM.
  2. Non-panel: unggah file, import database, sesuaikan wp-config.php atau .env, perbaiki path dan permission, dan jalankan Composer atau NPM jika diperlukan.

5. Testing menyeluruh

Gunakan file host untuk mengakses situs di server baru. Uji semua fungsi yang penting seperti login, checkout, error 404/500, pagination, cache, webhook, dan email.

6. Cutover DNS

Update record A/AAAA/CNAME ke IP baru. Jangan lupa cek konfigurasi email seperti MX, SPF, DKIM, dan DMARC. 

7. Monitoring pasca migrasi

Pantau error log, tingkat error 5xx, bounce email, dan performa pengguna nyata, dan siapkan rencana rollback jika ada masalah di awal.

Tips Memilih Hosting

Agar tidak selalu berpindah, pilihlah hosting yang memiliki kriteria di bawah ini:

  1. SLA uptime dan reputasi baik.
  2. Ada dukungan migrasi.
  3. Tersedia teknologi dan lokasi server mumpuni.
  4. Akses mudah dalam mengelola.
  5. Skalabilitas dan biaya sesuai dengan pelayanan.
  6. Adanya keamanan yang mumpuni.

Pertanyaan Seputar Migrasi Hosting

Apakah Biaya Migrasi Hosting Kena Pajak?

Pada praktiknya, iya. Di Indonesia, layanan digital seperti hosting dan jasa pendukung umumnya kena PPN 11%, jika penyedia PKP atau platform PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik) yang ditunjuk.

Untuk vendor luar negeri (Luar Daerah Pabean), PPN tetap wajib dipungut oleh pemerintah melalui mekanisme PPN atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah Pabean atau PMSE.

Kamu juga mungkin harus membayar PPN sendiri. Sebelum memutuskan, konsultasikan dengan ahli pajak karena aturan dapat berubah.

Jadi singkatnya, hampir semua jasa migrasi hosting dikenakan PPN sesuai aturan yang berlaku.

Kapan Waktu Terbaik Untuk Migrasi Hosting?

Waktu dan momen yang cocok untuk migrasi hosting adalah sebagai berikut:

  • Saat trafik website sedang rendah.
  • Setelah backup diverifikasi.
  • Ketika semua pihak seperti developer, tim konten, customer service siap bantu uji fungsi hosting baru.

Ingat selalu untuk menghindari migrasi saat sedang kampanye iklan atau peak season.

Berapa Lama Durasi Migrasi Hosting?

Lama durasi bisa berbeda tergantung kecepatan internet dan support provider seperti panel yang dipakai dan kompleksitas integrasi.

Ada beberapa kisaran lama migrasi hosting yang dari hasil hitung rata-rata kasus, berikut penjelasannya:

  • Situs kecil sampai menengah dengan storage 5 GB bisa mengambil durasi 4-12 jam dari backup ke restore lalu uji coba sampai ke cutover DNS.
  • Situs menengah sampai besar dengan storage 5-50 GB punya durasi 1-2 hari kerja, termasuk verifikasi fungsi seperti checkout, payment, email transaksional.
  • Situs yang kompleks dengan storage lebih dari 50 GB, butuh 2-3 hari kerja untuk orkestrasi, sinkronisasi incremental, dan regression testing.

Angka-angka ini hanya perkiraan rata-rata, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung kondisi.

Kapan Hosting Baru Benar-Benar Aktif?

Hosting baru tidak langsung otomatis aktif begitu dipasang.

Berikut beberapa hal yang harus kamu cek untuk memastikan apakah hosting benar-benar aktif dan aman digunakan atau belum:

  1.  Server dan Website Berfungsi Normal: Semua layanan utama sudah aktif dan website kamu bisa dibuka tanpa error di lingkungan uji coba dari berbagai device dan alamat IP.
  2. DNS Sudah Mengarah ke Server Baru: Domain dan email sudah terhubung ke IP baru, kamu bisa menunggu propagasi DNS selesai dengan durasi sekitar 0-48 jam.
  3. Keamanan Sudah Siap: Pastikan untuk sertifikat SSL sudah terpasang, akses HTTPS lancar, dan pengaturan keamanan aktif.
  4. Website Stabil dan Terpantau: Cek apakah ada error besar, email lancar, cache atau CDN sudah aktif, dan performa pengguna stabil dengan meminta beberapa orang masuk ke website secara bersamaan.

Sudah Paham tentang Migrasi Hosting?

Sahabat Qwords, dalam dunia digital yang semakin berkembang pesat ini, tidak ada salah untuk mencoba hal baru yang lebih efisien dan cepat selama bisa menunjang kinerja ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan migrasi hosting website kamu.

Dengan cara yang tepat, migrasi hosting dapat membantumu meningkatkan performa kecepatan, keamanan, kontrol teknis, dukungan responsif, dan penghematan biaya pengelolaan website.

Kalau kamu merasa artikel ini membantu, jangan berhenti di sini karena Sahabat Qwords bisa lanjut membaca cara migrasi hosting dengan mudah untuk pemula.

Pada akhirnya, semakin kamu paham maka akan semakin siap websitemu menghadapi tantangan digital kedepannya.

Promo
Almer Ulul Al Bab
Almer Ulul Al Bab Almer is an experienced content writer with a strong understanding of servers, websites, SEO, email systems, and related technologies.
Almer Ulul Al Bab Almer is an experienced content writer with a strong understanding of servers, websites, SEO, email systems, and related technologies.
Pernahkah kamu merasa performa website mulai menurun, padahal lalu lintas pengunjung stabil? Kamu merasa ada masalah, sekaligus ragu: waktunya upgrade, atau ini tanda perlu...
Qonita Qonita
4 min read
Bagi setiap pengelola website atau praktisi IT, mengetahui alasan untuk migrasi hosting adalah kunci menjaga performa dan keamanan digital. Secara mendasar, hosting adalah layanan...
Almer Ulul Al Bab Almer Ulul Al Bab
3 min read
Benchmark VPS adalah cara untuk mengukur performa server secara objektif. Mulai dari seberapa cepat prosesor bekerja, seberapa kuat disk menyimpan dan membaca data, hingga...
Almer Ulul Al Bab Almer Ulul Al Bab
5 min read
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

//