Domain Squatting: Pengertian, Contoh, dan Bahayanya

3 min read

Sahabat Qwords, pernahkah kamu mendengar istilah domain squatting? 

Di dunia digital yang makin canggih dan cepat, tindakan ini bisa jadi mimpi buruk, khususnya untuk brand, kreator, atau startup yang punya nama domain unik. 

Dalam ulasan kali ini, yuk kita selami bersama apa itu domain squatting, contohnya, risikonya, dan bagaimana perlindungan hukumnya berikut ini!

Apa Itu Domain Squatting? 

Domain squatting adalah tindakan mendaftarkan nama domain dengan niat buruk atau bad faith yang mirip dengan merek atau nama brand populer lain dengan tujuan mendapat keuntungan.

Aktivitas ini biasanya akan berujung pada penjualan kembali nama domain tersebut ke pemilik asli dengan harga tinggi.

Istilah lain yang biasa digunakan untuk aktivitas buruk ini adalah cyber squatting.

Analoginya sama seperti “squatting” di kehidupan nyata, yaitu seseorang yang berniat jahat akan menempati sebidang tanah berupa nama domain, padahal mereka tidak berhak atas tanah itu.

Beberapa bentuk domain squatting yang sering muncul di dunia digital di antaranya

  • Typo squatting atau domain yang sangat mirip dengan domain asli tetapi sengaja salah ketik, misalnya gogle.com yang meniru google.com.
  • Domain spoofing atau aktivitas yang membuat domain palsu mirip dengan asli untuk menipu pengunjung agar berpikir bahwa alamat itu adalah situs resmi.

Semua tipe ini bisa digolongkan sebagai penyalahgunaan nama domain dalam serangan siber.

Contoh Domain Squatting yang Perlu Kamu Tahu

Supaya lebih relatable, berikut beberapa skenario nyata yang kemungkinan bisa terjadi

1. Startup atau Brand Terkenal

Ketika kamu punya brand yang unik, tapi tiba-tiba seseorang yang asing mendaftarkan nama domain dengan nama “brandkamu-official.com”. Lalu dia menawarkan untuk menjualnya padamu dengan harga premium. 

Nah, aktivitas itu sudah termasuk dalam domain squatting ala cyber squatting klasik.

2. Typo dari Domain Populer

Kejadian lainnya adalah saat seorang Squatter atau pemain domain squatting membeli nama domain facebok.com atau instagrm.net dengan harapan ada orang yang salah ketik dan tidak sengaja mampir ke domain mereka, lalu mengklik iklan, atau ditawari akuisisi domain. 

Nah, fenomena itu disebut typo squatting atau upaya squatter untuk “menjebak” pengguna yang salah menuliskan alamat sebuah situs agar masuk ke domain buatan mereka untuk menipunya.

3. Domain Untuk Serangan Siber

Kadang ada juga fenomena domain squatting yang bukan sekadar soal jual beli, tapi bisa juga dipakai untuk melakukan kejahatan seperti phishing, distribusi malware, atau social engineering. 

Menurut penelitian, banyak domain squatting berbahaya yang menyebarkan malware dan dijadikan medium aktivitas jahat lainnya.

Bahaya Domain Squatting 

Setelah memahami bahwa aktivitas jahat ini ternyata bisa terjadi di dunia digital, khususnya dengan medium nama domain.

Kamu harus tahu juga bahwa bahaya yang ditimbulkan akibat aktivitas jahat ini tidak main-main.

Berikut ini daftar bahaya domain squatting!

  • Kebingungan Pengguna

Jika domain squatter sangat mirip dengan nama domain aslimu, pengunjung bisa salah masuk ke domain itu dan merasa itu situs resmimu (domain spoofing).

Kemungkinan buruk lainnya bisa saja terjadi, misalnya penipuan atau efek buruk lain yang bisa dialami pelangganmu yang salah ketik dan klik website itu.

  • Phishing dan Penipuan

Squatter bisa juga membuat situs palsu agar seakan-akan mirip, bahkan tampak seperti situs milikmu untuk kemudian mencuri data pengunjung. Data berharga lainnya pun terancam, karena aktivitas ini.

Promo
  • Kerugian Reputasi

Brand-mu bisa tercemar nama baiknya, bila domain palsu itu dipakai untuk konten negatif, berbahaya, bahkan menyesatkan pelanggan setiamu.

  • Kerugian Finansial

Para pelaku domain squatting bisa saja menahan domainmu untuk dijual mahal (ekstorsi) atau memaksamu membayar dengan harga tinggi untuk mendapatkan domain aslimu kembali. Pemerasan pun tak bisa dihindari di situasi semacam ini.

  • Serangan Siber Lebih Lanjut

Domain squatting bisa menjadi “pintu belakang” untuk serangan phishing skala besar atau penyebaran malware.

Tak heran kalau kamu sebagai pemilik sebuah situs harus makin hati-hati dan meningkatkan keamanan website dengan berbagai protokol agar data dan kenyamanan pelanggan terjaga.

Hukum dan Perlindungan Domain Squatting 

Lantas, bagaimana hukum di Indonesia untuk melindungi para pemilik website dari aktivitas domain squatting?

Berikut ini penjelasannya!

  • Meski istilah cybersquatting tidak selalu secara eksplisit disebut dalam satu undang-undang tunggal, tapi praktik ini di Indonesia bisa dikenai aturan dari UU ITE (Undang-Undang No. 11 Tahun 2008) dan juga UU Merek. 
  • Kemudian, menurut penelitian, perlindungan hukum dari pendaftaran nama domain ilegal (cyber squatting) bisa dihukum berdasar Pasal-pasal UU ITE dan Undang-Undang Merek dan Indikasi Geografis. 
  • Ada juga pendekatan itikad baik di mana pendaftar domain harus jujur, dan jika niatnya buruk, bisa jadi dasar gugatan. 
  • Kasus squat domain juga ternyata bisa diselesaikan lewat mekanisme sengketa domain internasional seperti UDRP (Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy), khususnya bila domain berada di TLD global.
  • Di sisi seberang, pemilik merek pun memiliki hak untuk menuntut ganti rugi dan meminta penghentian penggunaan domain yang menyerupai mereknya pada squatter.

Bagaimana Cara Cek dan Melindungi Situs dari Domain Squatting?

Supaya kamu bisa menjaga nama domain dan brand-mu tetap aman serta stabil, berikut tips yang bisa kamu terapkan untuk situsmu!

1. Rutin Cek Domain Squatting

Lakukan pengecekan nama domain yang penulisannya mirip-mirip dengan nama domainmu lewat WHOIS atau layanan pemantau domain. 

Kalau kamu menemukan domain yang mencurigakan, catat, dan pantau aktivitasnya secara berkala.

2. Registrasi Variasi Domain

Langkah preventif lainnya, yaitu kamu bisa melakukan registrasi domain variasi, seperti misspelling atau gunakan yang memiliki tld berbeda agar squatters tidak bisa dengan mudah mengambil nama itu.

3. Gunakan UDRP

Bila menemukan domain squatting yang jelas melanggar atau meniru merekmu, kamu bisa mengajukan klaim melalui UDRP. Terutama bila domainmu berada di bawah TLD yang mendukung.

4. Siapkan Dokumen Merek

Pastikan juga nama domain atau merekmu terdaftar, supaya ketika kamu mengajukan perlindungan hukum, tindakan dan dokumenmu punya dasar yang kuat.

5. Lapor ke Registrar

Kadang registrar domain juga bisa membantumu menghapus atau menolak domain bila memang terbukti niat pendaftarannya adalah untuk kejahatan.

6. Gunakan Layanan Pemantau Keamanan

Gunakan juga tools dan layanan keamanan siber (security monitoring) yang bisa memberi notifikasi ketika domain baru dibuat yang mirip dengan domain brand-mu, seperti Bolster atau CheckPhish, ZeroFox, Recorded Future, Infoblox, Flawtrack, atau WhoisFreaks.

Lalu, Kenapa Kamu Harus Peduli dan Aware dengan Fenomena Ini?

Sahabat Qwords, domain squatting memang sudah menjadi ancaman nyata dan bukan hanya trik remeh. Aktivitas jahat ini bisa menjadi serangan siber, strategi penipuan, dan penghambat reputasi brand-mu. 

Dengan upaya untuk mengenali definisi domain squatting, memahami contohnya, dan tahu risikonya, setidaknya kamu bisa lebih waspada dan siap bertindak bila kemungkinan buruk ini terjadi.

Kalau kamu memiliki brand, startup, blog, atau proyek digital yang serius, melindungi domainmu dari squatters adalah langkah cerdas sekaligus taktis demi melindungi keamanan aktivitas digital yang sedang kamu jalani. Sebab, nama domain merupakan bagian dari identitas dan aset jangka panjang yang sayang bila tidak dijaga sejak awal.

Semoga artikel ini membantumu untuk memahami lebih detail apa itu domain squatting, dan memberi insight actionable ya!

Jangan lupa berikan pertanyaan seputar domain squatting, kalau kamu butuh jawaban tambahan atau insight lebih detail di kolom komentar!


Cari nama domain murah dari 500+ ekstensi domain dan onlinekan bisnis kamu dengan layanan web hosting terbaik di Indonesia dari Qwords.

Promo
Zulfa Naurah Nadzifah
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa is a content writer and copywriter who enjoys turning words into ideas that speak. She writes about SEO, branding, and all things digital. For her, writing is a way of talking to the world.
Penurunan traffic website paska migrasi hosting kadang memang terjadi, dan seringkali jadi sumber pekerjaan rumah baru untuk strategi peningkatan traffic situs setelahnya. Meski kadang...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
5 min read
Mengalami 500 Internal Server Error saat mengakses atau mengelola situs adalah pengalaman yang menjengkelkan. Pesan error ini terkenal ambigu karena mengindikasikan bahwa server mengalami...
Qonita Qonita
3 min read
Menunjukkan identitas global melalui situs milik Sahabat Qwords atau website yang sedang kamu kelola bisa dilakukan dengan memilih nama domain yang tepat. Dan adanya...
Zulfa Naurah Nadzifah Zulfa Naurah Nadzifah
3 min read
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

//