Call-to-Action atau CTA adalah salah satu komponen penting dalam digital marketing yang perlu kamu pahami.
Entah itu pada email newsletter maupun halaman website, CTA membantu mengarahkan audiens untuk mengambil tindakan yang diinginkan.
Sebagai seorang pemilik bisnis atau pembuat campaign iklan digital marketing, pemahaman tentang CTA sudah semestinya kamu kuasai.
Tapi tenang, jika kamu belum tahu apa itu CTA, artikel ini akan membantumu memahaminya dengan bahasa yang mudah dicerna. Yuk, coba simak informasinya berikut ini!
Apa Itu CTA?
CTA adalah singkatan dari Call-to-Action, yaitu perintah atau ajakan yang diberikan kepada pengguna agar segera melakukan tindakan tertentu.
Tindakan tersebut bisa berupa membeli produk, mendaftar newsletter, mengunduh aplikasi, atau menghubungi tim penjualan.
Secara sederhana, CTA adalah cara untuk mengubah pengunjung menjadi prospek atau pelanggan melalui ajakan yang jelas dan menarik. Dalam digital marketing, CTA membantu menuntun pengguna untuk “melakukan action” yang diharapkan, sehingga meningkatkan konversi dan ROI kampanye iklan.
Menariknya, CTA dianggap sebagai salah satu bagian terpenting dan tidak terpisahkan dari kampanye email marketing.
Tak hanya di email, CTA juga banyak dimanfaatkan di website. Pengiklan/pemilik bisnis biasanya akan membekali CTA dengan desain yang interaktif agar bisa menarik perhatian audiens dan mendorong mereka untuk mengekliknya.
Fungsi CTA bagi Digital Marketer
Bagi digital marketer, CTA berfungsi sebagai penghubung antara campaign iklan dengan konversi yang diinginkan. Berikut fungsi CTA selengkapnya:
- Meningkatkan Konversi: Dengan mengarahkan pengguna untuk mengambil tindakan, CTA bisa mengubah pengunjung menjadi pelanggan potensial.
- Mengukur Efektivitas Kampanye: CTR (Click-Through Rate) yang tinggi menunjukkan bahwa CTA bekerja dengan baik dan konten iklan relevan dengan kebutuhan audiens.
- Mengoptimalkan Anggaran Iklan: Jika CTA yang kamu pasang efektif, kamu bisa menurunkan biaya per klik (CPC) karena iklan yang relevan dan menarik biasanya mendapatkan Quality Score yang lebih tinggi dari platform iklan seperti Google Ads.
- Meningkatkan Leads Potensial: CTA mampu mendorong audiens untuk mengambil tindakan, misalnya mengisi formulir, mendaftar untuk webinar, mengunduh konten eksklusif, atau menghubungi tim penjualan.
Tujuan dari tindakan tersebut adalah untuk mengumpulkan data calon pelanggan, atau juga dikenal sebagai leads potensial.
Dengan mendapatkan leads potensial, pemilik bisnis bisa melakukan follow up melalui strategi seperti email marketing atau nurturing campaign, yang pada akhirnya bisa mengubah calon pelanggan menjadi pelanggan setia.
Beberapa Jenis CTA yang Perlu yang Kamu Ketahui
Sekarang, mari pahami beberapa tipe CTA serta manfaatnya!
1. Product/Service Direction
Product/Service direction merupakan tipe CTA yang paling umum dan banyak ditemukan di situs bisnis.
Perannya adalah untuk mengarahkan pengunjung ke halaman produk/jasa dari suatu brand. Sebagai gambaran, kamu bisa mempelajari sebagaimana Slack melakukannya pada CTA ini.
2. Lead Nurturing
Jenis CTA ini digunakan untuk membangun hubungan dengan leads yang kamu punya. Caranya adalah dengan menyajikan konten maupun penawaran yang bisa menggambarkan kalau brand kamu lebih baik dari para kompetitor.
Sebagai contoh, kamu bisa menggunakan CTA lead nurturing untuk menawarkan demo produk, percobaan gratis, atau menyajikan panduan lengkap terkait produk/jasa.
Nah, website Qwords juga menerapkan CTA jenis ini pada salah satu halamannya yaitu:
3. Read More
Kamu ingin menampilkan kutipan postingan blog, press release, atau jenis konten lainnya? Jika iya, maka menambahkan CTA Read More (Baca Selengkapnya/Baca Lebih Lanjut) adalah pilihan yang tepat.
Dengan cara ini, kamu tetap bisa mempromosikan berbagai postingan tanpa harus mengorbankan ruang pada homepage dan membuatnya tetap terlihat bersih.
4. Social Sharing
Social sharing bisa mendorong pengunjung untuk membagikan kontenmu ke berbagai media sosial.
Bisa dikatakan, tipe CTA ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan visibilitas dan engagement rate merekmu di luar website. Halaman blog Hubspot ini bisa dijadikan contoh penggunaan CTA social sharing.
5. Form Submission
Jenis CTA ini mendorong pengguna untuk mengisi formulir sebagai langkah awal mengumpulkan data atau leads.
Contohnya adalah “Daftar Sekarang”, “Isi Formulir untuk Mendapatkan Penawaran”, atau “Download eBook Gratis”.
CTA seperti ini sangat berguna untuk membangun database calon pelanggan atau memulai proses nurturing melalui email marketing.
6. Event Promotion
Selanjutnya, ada CTA yang berguna untuk mengajak pengguna mengikuti suatu acara atau event, seperti webinar, seminar, workshop, atau event offline.
Contoh CTA yang sering digunakan antara lain “Daftar Webinar Gratis”, “Bergabunglah dengan Acara Kami”, atau “Pesan Tempatmu Sekarang”.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi dan membangun hubungan dengan audiens melalui interaksi langsung di event tersebut.
7. Sale Closing
CTA sale closing difokuskan untuk meningkatkan angka penjualan bisnis kamu. Tipe ini biasanya ditampilkan di halaman product/service maupun di akhir konten blog.
Kamu bisa mengarahkan audiens untuk menghubungi tim sales kamu atau memasukkan produk/layanan ke keranjang belanja mereka.
Tips Membuat CTA yang Efektif
Dalam menyusun media promosi suatu produk atau layanan, berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu terapkan untuk memastikan CTA berada pada posisi yang strategis:
1. Tempatkan di Area yang Tepat
Lokasi penempatan CTA berpengaruh besar terhadap traffic yang didapatkan CTA tersebut. Bagi sebuah website, misalnya, CTA bisa ditampilkan di area atas, tengah, atau bawah landing page.
Selain itu, kmau juga bisa memanfaatkan sidebar, area bawah konten blog, atau pop-up window untuk memasang call to action yang menarik.
Yang pasti, kamu bisa dengan bebas mencoba seluruh opsi penempatan tersebut, kemudian menganalisis mana area yang paling banyak mendapatkan traffic melalui tool seperti Hotjar.
Jadi, tool ini mampu mengetahui bagian website yang paling banyak diklik atau diakses oleh pengunjung.
2. Pilih Teks yang Sesuai
Pemilihan kata juga menjadi faktor penting keberhasilan call to action yang kamu buat. Selalu gunakan teks yang mudah dimengerti dan dengan gamblang menjelaskan target marketing atau penawaranmu.
Jangan sampai pengunjung malah merasa tertipu karena diarahkan ke halaman yang tidak sesuai dengan tulisan di CTA.
Dan sekali lagi, karena CTA bertujuan untuk meyakinkan pengunjung agar bersedia melakukan tindakan tertentu, pastikan kamu menulisnya dengan instruksi yang jelas dan sederhana menggunakan active words.
Contohnya yaitu download/unduh, learn more/pelajari lebih lanjut, buy now/beli sekarang, dan sebagainya.
3. Optimalkan Sense of Urgency
Tak kalah penting, kamu juga bisa memaksimalkan sense of urgency untuk mendorong audiens agar segera mengeklik CTA secepatnya.
Misalnya, kamu bisa menambahkan keterangan bahwa waktu penawaran terbatas atau stok yang disediakan hanya sedikit. Nah, website Adidas berikut bisa kamu jadikan inspirasi.
4. Lakukan A/B Testing
A/B testing adalah metode untuk menguji dua atau lebih versi CTA yang berbeda secara bersamaan, sehingga kamu bisa mengetahui mana yang paling efektif mendorong tindakan pengguna.
Misalnya, kamu bisa membuat dua varian CTA dengan perbedaan pada kata-kata, warna tombol, atau penempatan, lalu membagi trafik secara merata untuk masing-masing varian.
Dengan memantau metrik seperti CTR (Click-Through Rate) dan konversi, kamu dapat menentukan versi mana yang menghasilkan respons terbaik.
Sudah Tahu Apa Itu CTA?
Itulah informasi seputar CTA yang bisa kamu pelajari. CTA adalah komponen yang efektif untuk mengarahakan audiens untuk melakukan tindakan, misalnya mendaftar akun, membeli produk, mengunduh ebook, atau yang lainnya.
Sekarang, kamu telah punya bekal yang cukup untuk membuat CTA yang menarik dan relevan. Jadi, ayo buat CTA untuk produk/layanan milikmu sekarang. Selamat mencoba!